Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah
Minggu, 17 Agustus 2008
Menulis Cerpen Bagi Pemula
SEBUAH karya tulis cerpen mempunyai nilai hiburan yang relatif bagi pembacanya. Pembaca yang memang sedang benar-benar ingin menghibur diri tanpa banyak berpikir akan menyukai tulisan cerpen yang benar-benar sangat khayal dan jauh dari kenyataan. Tapi pembaca yang menyukai kisah-kisah nyata baru dapat terhibur oleh cerpen yang nyata. Tulisan cerpen yang nyata dan kelihatan benar-benar telah terjadi masih mungkin hanya berasal dari sekedar khayalan.
Berbagai ide, gagasan dan rencana yang akan anda tulis sudah ada di kepala dan terasa siap untuk dituangkan dalam sebuah kertas atau file tulisan. Tapi ketika tangan anda memegang alat tulis sambil menatap kertas kosong atau ketika jari anda sudah berada diatas keyboard komputer dan menatap layar monitor yang masih kosong, pada saat itu tak ada sebuah hurufpun yang muncul. Terasa tak ada kata yang tepat untuk mengawali tulisan anda.
Mengawali sesuatu hal terkadang dirasakan amat sulit bagi sebagian orang. Tapi bila anda tak mengawali sesuatu berarti anda telah mengubur satu semi satu keinginan anda. Untuk mengawali sebuah penulisan yang idenya telah ada di kepala anda diperlukan sebuah pemicu. Pemicunya adalah sebuah keberanian untuk ngawur (berbuat salah). Setelah anda merasa berani untuk ngawur maka kata demi kata akan segera meluncur hingga membentuk kalimat dan akhirnya menjadi alenia. Usahakan untuk tidak meneliti dahulu tulisan anda. Fokuskan pada tulisan anda dan teruslah menulis. Terlampau banyak pertimbangan tentang apapun akan menghalangi keluarnya tulisan yang akan anda tulis.
Setelah menulis hingga 4 sampai 5 alenia (atau bahkan kurang) mungkin berhenti. Bila berhenti sejenak dan akhirnya dapat meneruskannya hingga menjadi tulisan, maka takkan ada masalah. Tapi bila benar-benar berhenti dan tak ada kemauan lagi untuk meneruskannya, berarti anda terhalang oleh diri anda sendiri.
Ada kemungkinan anda berhenti bukan karena kehabisan bahan tulisan tapi karena sebuah pertimbangan baru yang munculnya secara tiba-tiba dan merusak konsentrasi. Bisa jadi anda merasa bahwa yang anda tulis masih belum selesai itu akan menjadi hasil tulisan yang buruk. Disini diperlukan sebuah usaha untuk berani terus menulis dan menyelesaikannya menjadi sebuah tulisan yang anda inginkan. Biarkan orang lain yang menilai tulisan anda.
Bila alasan anda berhenti menulis karena kekurangan atau bahkan kehabisan bahan padahal tulisannya belum sesuai dengan yang anda inginkan maka berusalah untuk menggalinya lebih dalam. Sebenarnya bahan tulisan itu tidak ada habisnya meskipun telah anda tulis sebelumnya. Hanya saja, bahan-bahan itu takkan keluar dengan sendirinya seperti 'popup ajaib di internet'. Bahan-bahan itu mungkin luput dari pengamatan atau ingatan anda. Dan memang menjadi tugas bagi penulis untuk menggali bahan-bahan itu.
Ada banyak cara yang dipakai penulis untuk menggali bahan-bahan yang diperlukannya dalam sebuah tulisan. Bila tulisan anda berasal dari pengalaman anda, coba ingat-ingat kembali pengalaman anda. Hal ini memang agak susah terutama bila pengalaman itu sudah terjadi lampau sekali, tapi bukan tidak mungkin untuk diingat. Cobalah untuk mengingat tiap detil dari kejadian yang menjadi pengalaman anda tersebut. Lalu angkat tiap detil yang baru anda ingat itu kedalam tulisan. Bisa juga anda bumbui dengan fantasi anda. Fantasi yang anda miliki juga dapat menggantikan detil-detil kejadian yang telah anda lupakan.
Ada juga penulis yang menggali bahan-bahan tulisannya berasal dari pengamatan. Penulis-penulis profesional banyak berasal dari orang-orang yang berlatar belakang jurnalis. Tidak hanya karena menulis adalah pekerjaannya tapi yang lebih dari itu mereka sudah terbiasa dan terlatih dalam mengamati segala kejadian. Bahkan kejadian yang sering dianggap orang pada umumnya sebagai rutinitas bisa menjadi tulisan yang sangat menarik.
Pengamatan bukan berarti hanya membuka mata lalu mengamati suatu kejadian begitu saja. Pengamatan untuk memperoleh bahan tulisan membutuhkan perhatian khusus pada apa yang anda amati. Dengan memperhatikan hal-hal yang anda amati, selanjutnya munculkan kesan, reaksi, atau pertanyaan kedalam benak anda. Semakin anda merasa penasaran berarti anda telah menggali makin dalam. Kemampuan mengamati segala sesuatunya secara mendalam tidak dapat diperoleh dengan mudah, perlu latihan dan kesabaran. "Latihan Pengamatan" kedengarannya sepele tapi bila anda memahami maknanya mungkin anda akan berkata lain.
Saya anggap pembaca artikel ini adalah orang dewasa atau memang ingin lebih dewasa karena tuntutan lingkungan dan sebagainya. Dan karena kedewasaan itu terkadang kita sudah melupakan cara hidup sebagai anak-anak. Lihatlah perilaku seorang anak. Setiap kali seorang anak mengamati sesuatu yang baru, ia pasti akan berusaha untuk mempelajarinya, menanyakannya atau bahkan menirunya. Untuk melatih pengamatan anda dalam mencari bahan-bahan tulisan tak ada salahnya bila anda mendengarkan anak kecil yang ada dalam diri anda.
Setiap orang dapat belajar menjadi pengamat yang lebih baik hanya dengan memperhatikan lingkungannya. Peluang memperoleh bahan tulisan sebenarnya cukup banyak meskipun hanya memperhatikan segala aktivitas, tingkah laku, ucapan dan semuanya yang berhubungan dengan orang disekitar anda, dimanapun juga anda berada.
Seseorang dapat menulis dengan baik soal sebuah kisah bila mengalami sendiri pengalaman dalam kisah itu. Hal ini benar tapi tidak selalu tepat. Banyak orang-orang terkenal yang ingin mengeluarkan biography dirinya sendiri tapi masih membutuhkan penulis. Si penulis meskipun tak mengalami sendiri pengalaman dan kisah-kisah yang ditulis tetap dapat membuahkan hasil tulisan yang baik. Ini semua karena si penulis mampu merekam, bahkan menyerap semua bahan untuk tulisannya.
Setelah anda menyadari soal pentingnya pengamatan dalam memperoleh bahan cerita anda, saya rasa menuangkannya dalam bentuk tulisan akan menjadi lebih mudah. Dengan menambahkan cerpen anda dengan bumbu-bumbu dari fantasi anda, dapat membuat cerita anda menjadi semakin lebih hidup.
Langkah berikutnya setelah tulisan yang anda buat dianggap selesai adalah menelitinya kembali. Disini anda akan memperbaiki konsep 'ngawur' yang saya jelaskan sebelum ini. Perhatikan aturan-aturan penulisan yang baku. Sebaik-baiknya cerita yang anda hasilkan tapi bila anda tak memperhatikan aturan seperti tanda baca, huruf besar-kecil, ejaan dan sebagainya niscaya hasil cerita anda juga sia-sia belaka.
Yang harus selalu diingat oleh penulis adalah, mereka menulis untuk dibaca oleh orang lain. Dan berharap bahwa orang lain mempunyai pemahaman sebagaimana si penulis harapkan. Kecuali anda memang tak ingin mempublikasikan karya anda.
Uraian dalam artikel ini hanya bersifat memotivasi anda untuk segera menulis dan memperbanyak menulis untuk berlatih. Bisa jadi uraian saya ini adalah sebuah hasil dari konsep 'ngawur' yang telah saya ungkapkan. Teruslah belajar menulis dari berbagai bahan dan sumber, terutama dari orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang penulisan. Terus terang saya belum termasuk di dalamnya. (dari berbagai sumber)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar