BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini

BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini
PMC Cell - Master Pulsa Electric

Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah

Sabtu, 30 Agustus 2008

Hakikat Puasa

Puasa… puasa… sebentar lagi puasa… Ach! Itu mah biasa. Wong cuma nahan makan minum, merokok antara Imsyak hingga Maghrib. Benarkah puasa hanya menahan itu doang?


SIANG itu warung Mbok Darmi terlihat tiak seperti biasanya. Sejak pagi pintu warung itu tertutup rapat, tidak ada aktifitas memasak dan menerima pembeli. Hingga sore menjelang Maghrib mulai terlihat ia riwa-riwi membuka warungnya. Saat Maghrib, ia tutup warungnya untuk melaksanakan sholat Maghrib di masjid yang tidak jauh dari warungnya. Kemudia dilanjutkan dengan sholat Isya’ dan Tarawih.


Usai sholat Tarawih, ia kemudian menuju warungnya dan membuka. Awalnya memang tampak sepi, karena mereka masih tadarus Al-Qur’an di surau dan masjid-masjid.


Mbok Darmi menata dagangannya, sambil memanaskan air di panci. Ia mondar-mandir, seraya menikmati hiburan sinetron di televisi kesayangannya.


Sejenak kemudian, datang salah satu langganan warungnya Cak Hasan.


Assalamu’alaikum.....!,” ucap Cak Hasan.


Wa’alaikumsalam....!!,” jawab Mbok Darmi dari dalam warungnya.


”E...... Cak Hasan monggo Cak, mau pesen apa nich?,” tanya Mbok Darmi.


”Itu aja Mbok, kopi manis. Wong ini juga sudah ada jajan di depanku,”


”Bentar ya Cak! Itu sambil nikmati hiburan televisi,” pinta Mbok Darmi.


”Iya Mbok. Tapi masak jaman sekarang sudah modern kok masih hitam putih?,” protes Cak Hasan.


”Lho Cak jangan salah! Tipi itu setidaknya juga mengurangi dosa dari pada yang warna,” protes Mbok Darmi.


”Maksudnya?,”


”Ya... iya lah! Ya kalau warna khan jelas seperti aslinya. Tapi jika hitam putih nggak jelas. Nah itu khan dosanya dikit kalo lihat,” jelas Mbok Darmi sambil tertawa cekiki’an.


Masya Allah Mbok-Mbok! Kok ya sempat-sempatnya mikir seperti itu. Yang namanya dosa, ya tetap dosa. Meski dikit tapi kalau terus menerus ya sak gunung, Mbok,” ujar Cak Hasan.


”Iya tapi khan lama,” protesnya lagi.


”Ya terserah Mbok aja!,” kata Cak Hasan mengalah.


Sejenak warung itu hening.


”Ini kopinya! Jika kurang manis tuh ada gula di toples,” kata Mbok Darmi pada Cak Hasan.


”Terima kasih Mbok. Lha kok yang lainnya belum kesini ya?,” tanya Cak Hasan.


”Siapa toh? Kang Brodin, Seprul? Tuch sudah tampak dari kejauhan,” kata Mbok Darmi.


Assalamu’alaikum.........!,” ucap mereka berdua.


Wa’alaikumsalam.....! baru aja dirasani sama Cak Hasan eh dah nongol. Emang jodoh ya!,” ujar Mbok Darmi.


”Ya... iya lah... masak ya iya donk,” kata Seprul sekenanya.


”Mbok kopi dua ya, sama ini orang aneh dari planet nggak jelas. Uuuppsshhh! Ach.....!!!,” pinta Kang Brodin pada Mbok Darmi sambil mengepulkan asap rokok kuat-kuat.


”Wak kayaknya merdeka ya, seharian nggak bisa ngrokok,” ejek Cak Hasan.


”Iya kang, aku tersiksa dech. Masak seharian lidah pahit banget,” kata Kang Brodin.


”Aduh Kang-Kang. Masak puasa aja bingung. Innamal a’malu bin niyati,” jelas Cak Hasan.


”Apa’an tuch!,” seru Seprul.


”Sesungguhnya segala sesuatu (perbuatan) itu tergantung niatnya,” papar Cak Hasan.


”Maksudnya?,” tanya Kang Brodin singkat.


”Ini kopinya...,” sela Mbok Darmi diantara diskusi mereka.


”Maksudnya, semua perbuatan kita itu tergantung niatnya. Kalau kita niat puasa, ya maka harus meninggalkan segala yang membatalkan puasa. Sekarang ada yang keliru memandang masalah puasa,” ujar Cak Hasan.


”Keliru gimana?,” sela Mbok Darmi.


Puasa itu, jelas Cak Hasan, katanya menahan diri dari makan, minum, atau tidak merokok dan tidak melakukan hubungan suami istri kala siang hari. “Itu sudah kuno,” terangnya.


“Kuno gimana maksudmu Cak?,” kata Kang Brodin penasaran.


“Yang namanya puasa, tidak hanya itu. Yang lebih penting, bisa menahan dari iri, dengki, benci sama tetangga, dari hal-hal yang tidak pantas dan sebagainya,” jelasnya.


“Hal-hal yang tidak pantas?,” ganti Semprul yang bingung.


“Iya! Seperti melihat wanita yang bukan muhrimnya. Makanya ada hadits yang menyatakan, “Tundukkan pandanganmu terhadap wanita (yang bukan muhrimnya), kemudian terhadap siaran radio yang cenderung tidak ada manfaatnya, tayangan televisi, atau berita di media massa,” papar Cak Hasan.


“lha kok gitu ya?,” tanya Semprul masih penasaran.


“Iya dong, masak sejak dulu puasa kita nggak ada peningkatan. Ya setidaknya setelah bisa menahan dari makan, minum, ngrokok, dan tidak berhubungan suami-istri pada siang hari, kini dilanjutkan dengan tidak nonton tivi yang cenderung merusak puasa,” jelasnya.


“Memang puasa bisa rusak?,” tanya Mbok Darmi.


“Ya itu tadi perusak puasa Mbok. Makanya selama puasa kita harus bisa memilih dan memilah, mana yang dapat dijadikan tontonan dan mana yang dapat dijadikan tuntunan,” katanya.


“Jadi tivi ini, meski hitam putih juga bisa merusak puasa kita?,” Mbok Darmi terus bertanya.


“Iya Mbok, meski hitam putih jika yang dilihat itu tidak baik, juga tetap merusak puasa,”


“Lha terus? Digadaikan saja ya tivinya,” ujar Mbok Darmi.


“Ya ndak lha Mbok. Itu kan juga ada manfaatnya. Ya yang penting pintar-pintar aja milih acara. Itu aja kok kuncinya,” ungkap Cak Hasan.


“Ok Bos! Siap laksanakan perintah. Sehingga puasa kita selama sebulan tidak sia-sia. Alias hanya dapat lapar dan dahaga aja. Setidaknya ini ada tambahan ilmu yang tak dapat. Untuk itu, di awal Ramadhan ini, untuk kalian sekeluarga, nanti saat sahur dapat makan di sini gratis,” kata Mbok Darmi.


“Lho bener toh Mbok?,” tanya Semprul yang hobi banget sama hal yang berbau gratis.


“Iya... tapi untuk kalian bertiga dan keluarga. Tidak yang lain. Pasalnya kalian merupakan pelanggan setia warung Mbok,” katanya.


”Asyiiiiiiiiiiiiiiiiiikkkk! Makasih ya mbok,” kata Semprul.


”Makasih Mbok atas jamuan sahurnya nanti. Insya Allah nanti ibunya anak-anak tak ajak ke sini. Moga warung Mbok Darmi tambah barokah dan tambah rejekinya,” kata Kang Brodin.


”Iya Mbok aku juga turut mendo’akan moga rejeki Mbok tambah banyak dan diberi kesehatan oleh Allah,” kata Cak Hasan.


”Amiiin. Terima kasih semuanya,” kata Mbok Darmi. ***

Harta, Tahta, dan Wanita



Ketiga hal yang dapat menghancurkan karir, bahkan hidup seseorang, yakni harta, tahta, dan wanita. Manusia hidup untuk meraih tahta tertinggi dalam kehidupan, setelah dapat, tentu ia bergelimang harta. Jika tidak dapat memanfaatkan harta dan tahta yang telah didapat. Tidak jarang seorang lelaki terjerumus kedalam ‘pelukan’ wanita. Inilah saat kehancuran tiba.

ITULAH yang melanda wakil-wakil rakyat yang telah berhasil duduk di kursi yang empuk. Mulai dari kasus hebohnya skandal video porno Zainal Ma’arif – Maria Eva yang beredar luas di masyarakat, Al Amin Nasution yang digugat cerai istrinya yang juga seorang Diva Dangdut Kristina.

Dan yang terbaru, kasus beredarnya video mesum anggota DPR RI Max Moen dengan salah seorang wanita. Yang akhirnya juga membunuh karir politiknya. Ia dipecat dari anggota dewan – yang katanya terhormat itu – padahal di dalamnya banyak juga oknum yang berbuat curang alias korupsi.

“Hal itu membuktikan, bahwa harta, tahta, dan wanita bisa membuat pria lupa daratan, mabuk cinta dan masuk penjara. Tidak selamanya ketiga hal itu membuat hidup seseorang itu bahagia. Itu semua tergantung dari masing-masing kadar keimanan seseorang,” kata Mbok Darmi saat nimbrung dengan langganan pembeli di warungnya ketika melihat acara di televisi yang menyiarkan berbagai skandal yang terjadi di gedung wakil rakyat itu.

“Iya Mbok, ini gara-gara Amerika,” seru Kang Brodin.

”Lho kok menyalahkan negara lain toh?,” tanya Mbok Darmi heran.

”Lha bagaimana nggak menyalahkan negara Amerika. Gara-gara adanya skandal Monica Lewysky atau siapa itu sebutannya dengan Bill Clinton, akhirnya ditiru oleh pejabat-pejabat negara lainnya. Termasuk Indonesia,” jelasnya.

”Maksudnya?,” Cak Hasan tambah bingung.

”Ya mereka yang melakukan skandal itu khan inspirasinya dari sono. Jadi itu juga sebagai pemicu terjadinya pola hidup pejabat yang tidak lepas dari harta, tahta, dan wanita yang selalu menemaninya saat lagi bergelimang harta. Kasarnya, mereka bingung menghabiskan gaji mereka. Untuk keluarga sudah tercukupi, pendidikan anak terpenuhi. Lalu apa lagi kalau bukan mencari WIL alias wanita idaman lain, meski juga ada yang mengaku sudah nikah siri, tetap aja adegan yang mereka lakukan tidak layak diabadikan,” terangnya.

”Kalau itu ya salahnya teknologi. Handphone aja ada kamera untuk ngrekam video. Padahal dulu itu hampir tidak ada lho film porno, apalagi buatan Indonesia. Saat ini, Indonesia juara I dalam hal video porno yang direkam melalui ponsel,” kata Cak Hasan.

”Masak Indonesia peringkat I?,” tanya Mbok Darmi heran.

”Ya itu bisa jadi, pasalnya sekarang sudah banyak beredar video porno pemainnya dari Indonesia. Bahkan yang berstatus pelajar pun juga marak. Ini akibat dari budaya barat yang masuk ke Indonesia,” jelas Kang Brodin yang sedikit pintar kalau bicara soal kecanggihan teknologi.

”Nah kalau gitu orang tua harusnya lebih hati-hati dalam memberikan fasilitas pada anaknya. Terutama handphone, jangan sampai diberikan yang ada kameranya,” harap Mbok Darmi.

Terlepas dari itu semua, papar Cak Hasan, tidak hanya yang berstatus pelajar. Oknum anggota dewan saja juga pernah jadi ’pemeran utama’ dalam sebuah video mesum. Mereka jelas-jelas pejabat yang harusnya menjaga moralitas generasi muda, bukan malah merusak moralitas generasi berikutnya dengan memberikan contoh yang tidak baik.

”Itu sama halnya dengan membunuh karakter generasi muda. Mereka hanya dicekoki oleh nafsu, tanpa dapat berpikir untuk kepentingan rakyat. Akibatnya, bisa jadi untuk melanjutkan ’aktifitas nylenehnya’ itu mereka menghabiskan uang negara,” sindir Kang Brodin.

”Ya yang terpenting bagaimana kita menanamkan agama dan moral kepada anak kita. Sehingga mereka tidak akan terjerumus kedalam hal-hal negatif. Yang penting kita galakkan kegiatan keagamaan, jangan sampai lupa untuk mengikutsertakan anak-anak kita,” harap Cak Hasan. ***

PATAH

Patimu tumpah di mulutnya,senja tadi
Habis malam,kembali
Madu dan sumpah.
Kau bentangkan pelangi usang
pelangi kehilangan warna
berpendar lalu pudar
Indah akhirnya punah.

Rayu.Tarian menghentak kemurahanku
Kau bacakan cerita malam
Malam rahasia.Malam-malam di surga.
Menari,merayu,menangis tergugu.

Tapi madu kau siramkan tubuhnya!
Habis malam kau datang dengan keindahan terserak.

Aku bukan lumbung janji!
Simpan lidahmu yang mentah
Mimpi kau susun tak pernah jadi.

Aku bukan lumbung janji!
Tampung lidahmu yang sampah.
Sedang harap kau bawa tak kunjung kembali.

Merayulah,menangis
Menarilah sampai bumi kikis
Apa kau tak tau.Senja itu batu
Kau harus tau.Fitrah itu mati tugu.

Teruslah menari
sampai waktu lelah temanimu....

Siti Saadah
29 Agustus 2008

Minggu, 24 Agustus 2008

Forum Lingkar Pena Mencetak Penulis Muda

JAKARTA - Indonesia cinta membaca dan menulis. Itulah yang ingin dicapai Forum Lingkar Pena. Forum ini telah melahirkan ratusan penulis. Atas prestasinya ini, Forum Lingkar Pena mendapat penghargaan Danamon Award untuk kategori organisasi nir laba.

Prestasi ini tidak lepas dari peran Helvi Tiana Rosa, pendiri Forum Lingkar Pena. Helvi mendirikan forum ini 11 tahun lalu bersama 30 rekannya karena melihat rendahnya minat baca dan menulis di kalangan remaja.

Anggota Lingkar Pena pun beragam mulai ibu rumah tangga sampai pembantu rumah tangga. Dari mahasiswa sampai penulis terkenal seperti Habiburrahman El Shirazy.

Bahkan anggota Lingkar Pena sudah banyak beralih profesi menjadi penulis seperti Noor H. Dee yang tadinya adalah juru masak alias koki. Rasa bangga terlihat jelas pada Noor yang telah bisa menerbitkan bukunya.

Selain membina penulis muda, Lingkar Pena juga membuat publishing house untuk menerbitkan buku-buku karya anggotanya. Forum ini juga mendirikan Rumah Cahaya kependekan dari Rumah Baca Menghasilkan Karya untuk menumbuhkan minat baca terutama pada anak-anak.

Memang tidak perlu menunggu tua untuk menulis dan membaca berbagai pengetahuan. Indonesia cinta membaca dan menulis. Pencapaian Lingkar Pena yang juga harus dicapai generasi muda Indonesia. [liputan6.com]

NEGERI BASA-BASI

Basi kau katakan hitam mataku biru

percuma indah ternyata saru

Rupanya bibrmu basah,ucapmu ramah

dalam hati marah.

Maumu buat senang tapi menerkam

begitu tenang namun menghujam

lidah sangkurmu mulai menguliti

sampai selimut malam lepas

purnama bulan remang ketakutan.

Aku berdiri di negeri basa-basi

menghirup suaramu antah-berantah

aku hidup di negeri basa-basi

dengan nafas resah

Aku lelah

menunggang janji yang selalu punah.

Aku tak mau mati terbunuh lidah.

Sabtu, 23 Agustus 2008

NYANYIAN BURUH

Oleh: Bejo Daroini

Bukankah Nyonya saksikan sendiri,sepatu-sandal jinjit Nyonya adalah gumpalan kristal keringat kami?
Berkilau walau terinjak.
Seharusnya Nyonya sadari;cantik lengket di wajah Nyonya adalah topeng yang kami hias setiap hari?
Topeng cantik jari-jari kami.
Meski kepala sunggi keanggunan Nyonya,terseret kemana-mana,tapi mengertilah!
Jangan hanya menginjak,menari di atas lelah ini.Mandi peluh kami.
Nyonya,kamilah yang menjunjung dengan meringis menyanjung
;lantaran Anda tampil agung.
Gerakkan kami dengan adab!
Karna jika tidak
Jika tidak Nyonya...
Kami bisa menjatuhkan dengan kilir-kilir sunyi yang bisa membengkokkan seluruh tulang Anda
Dan ingatlah.Topeng cantik Nyonya...
bisa saja kami cukil matanya satu,kami jungkir hidung itu dan mulutnya Nyonya...
kami buat lebar,lebaaar sekali.
Mulut yang mau menelan apa saja seperti mulut goa yang tak mampu mengelak simpan seribu bisa.
Atau,
goa girang dimasuki dusta segunung petaka.

Jombang, 23 Agustus 2008

nULiS DaPAt bUku grAtiS

nULiS DaPAt bUku grAtiS!!

Dalam Rangka Menyukseskan Budaya Baca Tulis dan Pengenalan Teknologi berupa Internet di Jombang, Komunitas Penulis Jombang (KPJ) memberikan 1 (satu) buah buku gratis bagi penulis yang tepilih setiap bulannya dalam rentan September – November '08.


IKUTI.................!!!!
Menulis Berhadiah Buku

Buruan Kirim Karya Tulis Anda….
Dengan kriteria:
- Orisinil
- Unik
- Kreatif n Inovatif
- Karya berupa apa saja (tidak berbau SARA)
- Font 12 Times New Roman, spasi 1 pt.
- Progman ini Khusus Untuk Penulis Yang Berdomisili di wilayah Kabupaten Jombang (bukti KTP dan KK, jika nanti dinyatakan sebagai pemenang)
- Penulis terbuka untuk umum, minimal pelajar SMP dan sederajat
- Dipilih 1 (satu) Penulis yang berhak mendapat buku tersebut setiap bulannya.
- Keputusan bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

TEMA:
BEBAS

Naskah dikirim ke: chabib78@gmail.com beserta foto, biodata dan nomor telp yang bisa dihubungi.

NB:
hadiah lainnya menyusul jika ada pihak sponsor yang bersedia mendukung kegiatan ini.

Kota Santri Vs Prostitusi

Jombang, sebagai icon kota santri, bahkan slogannya Jombang Beriman (BERsih-Indah-nyaMAN) pelan tapi pasti mulai tergeser. Bagaimana tidak, setelah terkenal dengan lokalisasi di Desa Klubuh, Kec Kabuh, kemudian Desa Tunggorono, Kec. Jombang Kota. Dan beberapa lokasi lainnya yang ada di Bandar Kedungmulyo. Kini di Jombang Kota terdapat prostitusi terselubung. Dengan berkedok Panti Pijat. Akankah pamor Jombang sebagai kota santri akan hilang?

SIANG itu, udara di kota Jombang sangat panas. Selain panas akibat sengatan sinar matahari, ditambah lagi dengan panasnya udara yang bercampur dengan asap kendaraan bermotor. Semakin menambah panas udara di kota Jombang. Membuat gerah warga ‘kota santri’ yang ada di jalan saat melakukan aktifitas. Dalam kondisi seperti itu, beberapa warga mencoba melakukan relaksasi dengan memijat tubuh agar kembali bugar, agar pikiran kembali fresh.

Salah satunya yang sering dilakukan adalah dengan melakukan pijat di beberapa panti pijat yang tersebar di kota tersebut. Namun sayangnya, panti pijat tersebut tidak semuanya meluluh melakukan aktivitas pemijatan. Beberapa diantaranya malah menjadikan panti pijat sebagai pijat ++ (baca: plus-plus). Akibat ulah beberapa pengelolah panti pijat nakal, menjadikan panti ini identik dengan hal itu.

Seperti yang terlihat siang itu di salah satu sudut desa Mbok Darmi. Hal itu terlihat dari beberapa aktivitas di panti yang nyaris berdekatan dengan warung Mbok Darmi. Maklum sekarang desa Mbok Darmi bukan seperti dulu lagi, jalan sudah aspal, rumah sudah tidak ada lagi yang terbuat dari gedek (baca: anyaman bambu). Pokoknya sudah jauh dari kesan desa yang warganya santun dan kental dengan budaya gotong royong.

Bukan karena iri ada usaha di sekitar warungnya. Namun yang disayangkan adalah jenis usaha yang dijalankan, yang memperdagangkan ‘barang’ wanita untuk kepuasan laki-laki, itu yang disesalkan Mbok Darmi. “Assalamu’alaikum...!!!,” ucap salam Kang Brodin siang itu.

Wa’alaikumsalam...!!!,” jawab Mbok Darmi sambil menikmati hiburan di televisi.

“Mau pesan apa Kang?,” tanya si Mbok.

“Es teh aja dulu Mbok,”

“Bentar ya.....,”

Suasana kembali hening sesaat. Mbok Darmi lagi asyik menggoyangkan jari-jari tangannya mengaduk kopi. Sementara Kang Brodin menghisap rokok kreteknya sambil menikmati kue di warung Mbok Darmi. Sesekali matanya memandang keluar melihat mobil dan motor berseliweran di jalanan. Sesekali terlihan kendaraan itu ada yang mampir di panti pijat sebelah warung Mbok Darmi.

“Mbok panti pijat itu rame juga ya? Bagaimana jika warung ini digabung juga melayani pijat? Pasti tambah laris,” usul Kang Brodin.

“Huuussh! Nggak ach. Biar sepi gini yang penting hasilnya barokah,” jawab Mbok Darmi sewot.
“Ini es tehnya Kang...!!,” sambungnya.

“Lho! Kenapa? Emang hasil dari panti pijat tidak barokah toh?,” tanya Kang Brodin.

“Ya lihat aja! Amati saja sendiri, apa yang dilakukan di dalam. Ntar kalo aku yang ngomong dikira iri,” saut Mbok Darmi.

“Emang ada apa si Mbok?,” tanya Kang Brodin penasaran.

Belum sempat dijawab, tiba-tiba terdengar suara salam dari luar. “Assalamu’alaikum...,” terlihat wajah Cak Hasan nyebul dari luar pintu warung Mbok Darmi.

Wa’alaikusalam.........,” jawab Kang Brodin dan Mbok Darmi.

“Monggo Cak, apa juga mau pesen es teh juga atau kopi?,” tanya Mbok Darmi.

“Aku pesen kopi manis aja Mbok,” jawabnya.

”Tumben Kang Brodin sudah sampai di sini duluan. Biasanya paling akhir muncul,” ledek Cak Hasan pada Kang Brodin.

”Ya sekali-kali khan boleh Cak. Masak terus-terusan datang paling akhir,” belanya.

”Eh... Cak tahu nggak, kata si Mbok hasil dari kerja di panti pijat itu tidak barokah,” sambung Kang Brodin.

”Ach.... tahu dari mana?,” tanyanya.

”Kata si Mbok,”

”Trus alasannya si Mbok apa?,”

”Ya.... nggak tahu. Aku juga belum sempat tanya, trus pean datang,”

”Ada apa bisik-bisik? Ini kopi manisnya Cak,” kata Mbok Darmi membuyarkan lamunan keduanya.

”Ah.... nggak Mbok. Itu lho, kata Mbok hasil dari panti pijat nggak barokah, maksudnya gimana sich?,” tanya Cak Hasan.

”Oh.... itu toh. Makanya aku tadi sama Kang Brodin sudah wanti-wanti, jangan-jangan kalo nanti aku yang ngomong dikira iri, tidak suka sama orang yang usahanya laris manis. Yang penting buktikan sendiri apa maksud omongan saya! Daripada aku dicap yang tidak baik,” kilah Mbok Darmi.

”Waduh Mbok, kok tanbah mbulet ngene toh!,” ujar Cak Hasan seraya meminum kopi panasnya itu.

”Ah.... aku punya akal. Gimana kalau kita suruh Markuat aja mencoba untuk pijat. Dia khan lama tidak di sini. Ia khan di Surabaya dan nati sore dia pasti pulang,” usul Kang Brodin.

“Iya kalo dia mau?,” saut si Mbok.

”Ya kita coba. Jika perlu kita beri pengertian, apa saja yang terjadi di dalam panti tersebut,” kata Cak Hasan.

Setelah usul itu diterima, akhirnya mereka melanjutkan ngobrol yang lainnya. Kemudian mereka bubaran setelah lama nongkrong di warung Mbok Darmi. Gantian dengan pembeli lainnya. Jam terus berputar. Siang mulai berganti sore dan kemudian malam hari.

Terlihat Cak Hasan dan Kang Brodin sudah ada di warung Mbok Darmi. Sambil ngobrol, mereka menunggu kedatangan Markuat. Sejenak kemudian yang ditunggu datang. Setelah diberi instruksi dan penjelasan seperlunya, Markuat pun masuk ke panti pijat tersebut.

Setengah jam berlalu, Markuat belum terlihat ada tanda-tanda keluar. Cak Hasan dan Kang Brodin lagi asyik ngobrol sambil menikmati pisang goreng. ”Uuupssh.........!!! Acchhh...!!!,” Cak Hasan menghempaskan asap rokok kuat-kuat.

”Nah... itu dia yang kita tunggu!,” seru Kang Brodin saat melihat Markuat keluar dari panti pijat itu, setelah sekitar satu jam menunggu. Terlihat Markuat berjalan menuju warungnya Mbok Darmi.

Belum sempat ia masuk dan duduk, sudah disemprot dengan berbagai pertanyaan dari Mbok Darmi, Cak Hasan danKang Brodin. ”Wis Cak Hasan duluan yang tanya,” usul Mbok Darmi.

”Wis duduk dulu, Mbok sediakan minuman ben ra gobyos koyo ngene. Wong dipijet kok malah gemeteran koyo’ ngene,” pinta Cak Hasan sama Mbok Darmi.

Mbok Darmi bergegas mengambil air putih dan langsung diberikan pada Markuat. Ia la langsung meminumnya hingga habis. ”Lho.... lho... kok koyo’ diuber maling. Minum langsung habis. Ada apa toh Mar?,” tanya Kang Brodin penasaran.

”Wis gawat... gawat.... kampung iki sudah mulai ada prostitusi terselubung. Sudah seperti di kota metropolitan,” ujar Markuat dengan gemetaran.

”Maksudnya gimana?,” sambung Cak Hasan.

”Yaitu, di panti itu ada pelayanan esek-esek. Selain pemijatnya muda dan cantik-cantik, ia juga siap ’dipijat’,” kata Markuat.

”Bahkan mereka juga bisa diajak mandi bareng setelah acara pijat-memijat. Soalnya aku tadi juga sempat diajak. Untung aku masih eling yen masuk ke situ nggowo misi tadi he.... he... he...,” kata Markuat yang sudah bisa tertawa.

”Kamu itu bisa aja Mar.... Mar...!! tapi enak toh,” kata Mbok Darmi.

“Lho bener Mbok. Siapa sich laki-laki normal yang melihat itu tidak tergiur. Apalagi mereka yang nawari. Jadi apa yang dikatakan Mbok Darmi itu benar, tidak barokah. Nah itu sekarang terserah dari pean-pean semua, enaknya gimana?,” kata Markuat.

”Apalagi jarak dengan lokasi Ponpes hanya sekitar sekilo, ini akan merusak predikat kota Jombang sebagai ’mbahe’ kota santri,” lanjut Markuat.

”Wah... bisa jadi memilih tempat dekat Ponpes khan orang tidak akan menyangka,” ujar Cak Hasan.

”Enaknya dilaporkan ke desa untuk memberikan peringatan. Jika sampai tiga kali peringatan tidak diindahkan, kita laporkan ke pihak yang berwajib. Nah jika dari aparat penegak tidak ada action, maka ya warga yang akan bertindak. Soalnya itu akan merusak moral generasi muda di sini,” usul Mbok Darmi.

“Cerdas..........!!!,” kata Cak Hasan singkat.

”Pintar.......!!,” tambah Kang Brodin.

”Setuju.....!!!!,” pungkas Markuat. ***

Dibalik Perbedaan Ada Hikmah, Benarkah?


Selama ini, rakyat kecil sering mendengar ceramah para kyai, katanya setiap perbedaan pasti ada hikmah. Tapi kita tahu, beda Idul Fitri, tapi Idul Adha sama. Ternyata menjadikan Islam tidak bersatu. Tahun lalu saja, Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawwal, bisa mencapai lebih dari 4 hari. Lalu yang gres, konflik di tubuh salah satu partai Islam. Yang sengsara ternyata ummat. Mereka berantem, seperti yang terjadi di Jombang, Gresik dan Jember, serta daerah lainnya. Inikah hikmah itu?


EDAN!,” demikian diungkapkan Mbok Darmi yang menyaksikan berita di teve hitam putih-nya. Saat itu, terlihat beberapa orang menerobos masuk ke kantor salah satu parpol yang terjadi dualisme kepemimpinan. Tidak hanya itu, ada juga yang menerobos kantor KPU untuk merampas berkas rivalnya, kemudian dibakar.

Mata Mbok Darmi tidak lepas dari layar kaca tevenya yang kadang diselingi gambar semut, karena antenanya kurang tinggi atau memang alakadarnya. ”Masya Allah!,” pekik Mbok Darmi yang melihat salah seorang dipukul ramai-ramai.

Karena asyiknya menyaksikan siaran televisi, Mbok Darmi lupa menata dagangannya di warungnya. Hingga ia tersadar saat ada orang yang datang ke warungnya. ”Assalamu’alaikuuuuumm...!!!,” kata orang itu.

Wa’alaikumsalam...!!! eh.... Cak Hasan,” jawab Mbok Darmi. Ternyata yang datang Cak Hasan, warga kampung setempat langganan ngopi di warung Mbok Darmi. Ia biasanya ngopi sambil cangkru’an setelah turun sholat Isya’. Biasanya Cak Hasan ngopi bersama Kang Brodin, Markuat, dan Cak Semprul.

Saat itu masih sore, jam baru menunjukkan pukul 19.45 Bagian Barat Waktu Warung Mbok Darmi (BW2MD). Jadi belum begitu ramai. Cak Hasan kemudian memesan kopi manis pada si Mbok. Ia terus menikmati pisang goreng dan ketela goreng yang disediakan di atas piring.

Uuuppsssh...!!! accchhh!!!,” ia menghembuskan asap rokok kuat-kuat. (mumpung fatwa rokok haram keluar kali, Cak Hasan ngrokoke ngecis).

Ini Cak kopinya. Cak tadi lihat berita tidak? Ada berita bagus lho!,” kata Mbok Darmi cerocos.

“Berita apa sich Mbok, semua itu bagus-bagus. Paling-paling ya berita masalah Ryan lagi,” sautnya.

“Endak Cak! Ini lain lagi,”

”Emang berita apa’an Mbok?,”

Itu lho Cak, berita masalah pencalegan,”

”Ach!!! Itu biasa Mbok. Setiap mau pemilu juga pasti ada pencalegan. Jadi ya nggak ada yang istimewa. Beritanya paling juga jumlah caleg yang diusung partai A sekian, partai B sekian,” kata Cak Hasan yang tetap dengan nada cueknya.

Waduh peno ini ketinggalan berita. Itu lho Cak, ada partai yang memiliki kepengurusan double alias ganda khan ramai,” jelas Mbok Darmi.

E... lha dalah...!! si Mbok sekarang makin maju, bisa bahasa orang-orang barat, pakai double segala,” canda Cak Hasan yang tetap tidak menanggapi serius omongan Mbok Darmi.

“Terusno Cak! Wong aku iki ngomong serius kok diajak guyon terus piye toh?,” kata Mbok Darmi kesal gara-gara tidak ditanggapi serius.

Belum sempat dijawab Cak Hasan, tiba-tiba datang bergerombolan seperti orang yang mau demo ke warung Mbok Darmi. “Assalamu’alaikuuuuuuuuum.........!!!,” ucap tiga orang dari luar warung Mbok Darmi secara bersamaan.

Wa’alaikumsalaaaaammmm.....!!!,” jawab Cak Hasan dan Mbok Darmi hampir bersamaan.

“Seperti mau demo aja, emang ada apa kok rombongan rame-rame ini?,” tanya Cak Hasan agak heran, karena tidak seperti biasanya mereka datang bersamaan seperti itu.

Aku mau demo, kalo si Mbok Darmi buat warung bisa ramai, aku juga mau buat warung Mbok Darmi II. Ayo ikut ke warungku!,” kata Markuat mengajak Cak Hasan. Akibatnya, Cak Hasan dan Mbok Darmi bingung dibuatnya.

“Emangnya ada apa dengan warung si Mbok?,” tanya Cak Hasan bengong tidak menyadari kalo ia dikerjain teman-temannya.

Lha iya tho. Masak aku mau bikin warung dengan nama Mbok Darmi II nggak boleh toh?,” protes Markuat lagi yang disetujui Kang Brodin dan Cak Semprul.

“Itu khan namaku, apa nggak ada nama yang lain?,” giliran Mbok Darmi yang protes.

“Ya yang laku itu nama pean Mbok, jadi ya aku pakai juga nama warungku,” jawab Markuat.

Mendapat jawaban itu, semua terdiam. Cak Hasan dan Mbok Darmi makin bingung melihat tingkah polah teman-temannya yang tidak biasanya. Sementara Markuat, Cak Semprul, dan Kang Brodin dalam hati tertawa cekikikan.

“Emangnya ada apa ini. Ayo duduk dulu, pasti setiap masalah ada penyelesaiannya,” ajak Cak Hasan agar semua tenang dan dapat menjelaskan duduk persoalannya. Namun ajakan itu malah membuat ketiga temannya itu tertawa terpingkal-pingkal. Hal it membuat keduanya semakin bingung.

“Ha.....ha....ha..... Cak lan si Mbok, sepurane iki mau guyonan, nirokne sing ning tv-tv,” jelas Kang Brodin.

“Nirokne opo toh sing ning tv?,” tanya si Mbok dan Cak Hasan hampir bersamaan.

“Itu lho, masak podho-podho wong Islam-e kok yo rebutan masalah caleg,”

“Ohhh...!! itu toh. Kalo itu aku tadi sudah ngomong sama Cak Hasan, tapi Cak Hasan ra nyambung-nyambung malah aku diledek terus,” saut Mbok Darmi.

“Ono opo toh?,” Cak Hasan tetap belum mengerti.

Gini lho Cak, tak jelasno setitik wae yo. Jare kyai perbedaan itu ada hikmahnya. Tapi kenyataannya, gara-gara masalah caleg, wong Islam podo cakar-cakaran. Kubu A nyakar kubu B, soale ra biso nyalonke caleg. Trus berkase diobong karo lawane. Kalau sudah begini, dimana hikmahnya itu?,” tanya Kang Brodin.

Lha iya masak sesama partainya nggak biso akur. Kalo yang biasa ceramah terus-terusan cakar-cakaran, opo pantes dijadikan tulodho (contoh –bhs Indonesia)?,” tambah Cak Semprul. Tadi, lanjutnya, di tv masak sesama orang Islam kok ya kepruk-keprukan, saling pukul, saling bakar berkas.

Oh.... dadi berita apik iku mau masalah partai yang kisruh lan nggak terima toh! Ya itulah kekuasaan. Semua bisa dilakukan hanya untuk mengejar kekuasaan, akibatnya persaudaraan mulai pudar. Islam yang harusnya menjaga ukhuwah lan silaturrahmi sudah berubah beringas. Ini semua juga tidak lepas dari tayangan tv yang mengumbar kekerasan, baik itu kejadian nyata maupun film,” kata Cak Hasan.

Akibatnya, lanjutnya, mereka sudah hilang rasa yang menyatakan bahwa kita semua adalah bersaudara.

”Terus gimana Cak?,” tanya Mbok Darmi.

Ya seharusnya mereka yang memiliki massa itu yang meredamnya, bukan malah ngadu (mengaduh) dan memperuncing persoalan. Dan ini bukti, kekuasaan membuat mata buta. Tidak bisa melihat siapa lawan, siapa kawan alias saudara. Yang terpenting, tujuan tercapai. Yang menghalangi sikat, jadi hukum yang berlaku seperti hukum rimba,” terang Cak Hasan.

Lha terus gimana kalo sesama saudara saling cakar-cakaran?,” tanya Markuat yang sejak tadi jadi pendengar setia akhirnya buka suara juga.

Ya...gimana lagi! Wong itu juga sudah wataknya. Jadi ya itu tadi, seharusnya pemimpin-pemimpin itu dapat mengendalikan massanya masing-masing. Trus penegak hukum harus tegas, serta petugas keamanan harus mengamankan setiap keputusan yang telah ditetapkan juga dengan tegas, jangan setengah-setengah. Jika setengah-setengah akhirnya magak seperti kasusnya Achmadiyah,” terang Cak Hasan.

Kemudian juga, lanjutnya, harus diingat bahwa kita semua adalah saudara yang harus saling bergotong royong. ”Pasalnya kita mati pun tidak dapat berangkat sendiri, siapa tau butuh bantuan mereka juga. Jadi yang paling penting, bagaimana seseorang itu menjaga jangan sampai menyakiti orang lain. Wong harta dan kekuasaan itu khan nggak dibawa mati toh?,” tandasnya.

Inggih Caaaaak.................!!!,” saut mereka bertiga secara serempak kemudian disambut tertawa bersamaan. ***

Selasa, 19 Agustus 2008

Semarak HUT RI ke-63

KPJ Gelar Jalan Sehat Bersama Keluarga


KETERANGAN FOTO:

  1. HADIAH UTAMA – Salah satu peserta jalan santai dalam rangka HUT RI ke-63 yang mendapatkan hadiah utama berupa sepeda BMX yang diserahkan oleh Ketua RT 2.

  2. PENUH – Gang Satria penuh sesak dengan peserta jalan sehat.

  3. BERGOYANG – Salah satu peserta jalan sehat yang ikut menyumbangkan lagu mendapat hadiah hiburan.


KPJ NEWS ROOM

Menyemarakkan HUT RI ke-63 warga RT 2 Nglundo Selatan menggelar acara Jalan Sehat Bersama Keluarga, Minggu (17/08). Kegiatan ini sudah menjadi agenda tahunan (tradisi) bagi warga sekitar. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Pusat Handphone dan Voucher Pulsa Roxymas Jombang, Andrean Cell, Probis Media Centre (PMC) Jombang, dan SKM Radar Minggu.

Jalan sehat yang menempuh jarak sekitar 10 Km itu, melalui rute dari Gg Satria-Jl Merdeka-Ringin Contong-Jl KH Wahid Hasyim-Jl Pahlawan-Jl Hayam Wuruk-Jl Merdeka dan kemudian finish kembali ke Gg Satria.

Menurut salah seorang panitia, Dewi Hariyati, menyatakan bahwa kegiatan ini diadakan setiap tahun. “Setiap tanggal 17 Agustus pasti digelar acara ini, setelah sebelumnya mengadakan acara tasyaluran bersama warga sekitar,” terangnya.

Selain itu, lanjutnya, hadiah juga dari hasil sumbangan warga sekitar. “Setidaknya ini merupakan bukti bahwa kerukunan warga di sini dapat terjaga. Untuk itu, kami atas nama panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini,” lanjutnya.

Ia juga menambahkan, usai jalan sehat, masih ada berbagai kegiatan lomba. “Insya Allah, setelah ini juga diadakan beberapa lomba, terutama untuk anak-anak,” paparnya.

Dalam kegiatan itu, tidak hanya diikuti kalangan remaja, dari anak-anak hingga orang tua ikut serta. “Sesuai dengan namanya, Jalan Sehat Bersama Keluarga, jadi semuanya diikutkan, tanpa ada batasan usia,” tambahnya.

Sementara itu dari pihak PMC Jombang, Chaton Mochammad menyatakan bahwa PMC Jombang didirikan untuk memberikan wadah bagi generasi muda. Saat ini berberapa programnya dengan terbentuknya Komunitas Penulis Jombang (KPJ) yang dapat diakses di www.komunitaspenulisjombang.tk dan bidang peluang usaha di www.info-usaha.tk. “Itu sebagai wujud kepedulian kami. Meski belum bisa secara nyata, dengan mengakses online kami itu, Insya Allah banyak ilmu yang didapat,” paparnya. [hs]

KETERANGAN:

Berita ini telah dimuat di Radar Minggu, edisi 26 Minggu ke-III Agustus 2008

Minggu, 17 Agustus 2008

Menulis Cerpen: Bukan Sekadar Memaparkan Informasi



Inilah salah satu kesalahan yang sering dibuat oleh cerpenis pemula: Mereka berpikir bahwa cerpen itu hanya semacam media untuk menyampaikan informasi tertentu. Maka hasilnya, karya yang dihasilkan pun tak lebih dari deretan informasi demi informasi.

Mari kita simak contoh cerita berikut:

“Si A merasa bahwa orangtuanya tidak menyayangi dia. Dia seperti dianaktirikan. Padahal semua saudaranya selalu disayang dan dimanja. Kenapa si A diperlakukan secara berbeda? Dia merasa sakit hati, marah pada keluarganya. Lalu suatu hari, secara tak sengaja dia mendapat info bahwa dia sebenarnya hanya anak pungut. Si A merasa amat terpukul, lalu dia lari dari rumah.”

Bagi seorang penulis pemula yang masih “lugu”, yang biasanya dia lakukan pada cerita di atas hanyalah mengembangkan kalimat demi kalimat, sehingga tulisan yang hanya satu alinea di atas menjadi 6 atau 10 halaman.

Maka, tak ada yang didapatkan oleh pembaca selain informasi yang datar-datar saja. Tak ada pengalaman bathin, tak ada keindahan apapun yang dirasakan oleh si pembaca.

Padahal, cerpen adalah sebuah KARYA SENI. Sebagai karya seni, cerpen haruslah mengandung keindahan, ia meninggalkan kesan yang mendalam di hati pembaca.

Agar tidak bingung, mari kita simak kedua contoh cerita berikut.

Cerita 1:

Aku amat sakit hati, orangtuaku sepertinya tidak sayang padaku. Mereka tak pernah peduli padaku. Aku minta dibelikan baju, jarang sekali dikabulkan. Padahal kalau saudaraku lainnya yang minta, selalu dikabulkan. Sebel deh! Kenapa mereka memperlakukanku secara tidak adil seperti itu?

Cerita 2:

Di rumah, aku seperti orang yang terlupakan. Aku ada, tapi seolah-olah tidak ada. Pernah ketika lebaran, ibu belanja baju-baju baru. Semua kebagian, kecuali aku. Alasan ibu, “Wah, ibu lupa membelikan kamu. Besok ya, ibu ke pasar lagi. Janji deh, ibu akan membelikan baju yang paling bagus buat kamu.”

Memang sih, ibu menepati janji. Tapi kejadian seperti itu bukan hanya sekali. Kedua kakakku selalu dipeluk dengan amat erat, dengan ucapan-ucapan yang amat membahagiakan. Tapi aku? Hanya dipeluk sekilas, lalu dilepas begitu saja. Aku tak merasakan sensasi apapun kecuali sentuhan fisik yang membuat leherku seperti tercekik.

* * *

Coba simak dan rasakan, contoh nomor 2 terasa lebih indah dan berkesan di hati. Kenapa? Karena dia bukan sekadar menyampaikan fakta. Si penulis mencoba menuliskan kalimat-kalimat yang indah, unik, asyik dibaca. Pemilihan diksi yang tepat juga membuat cerita ini menjadi lebih renyah untuk dinikmati.

Ada banyak kiat yang dapat digunakan agar kita dapat menulis cerita seperti itu. Salah satunya adalah dengan cara rajin membaca karya sastra yang bermutu.

Biasanya, seorang penulis akan mudah tertular oleh gaya bahasa yang dipakai oleh penulis lain. Bila kamu rajin membaca novel-novel Asma Nadia, maka gaya bahasa kamu akan seperti Asma Nadia. Setelah saya membaca buku Stephen King, tiba-tiba saja gaya tulisan saya seperti gaya Stephen King, tanpa saya sadari.

Tak akan ada orang yang bisa menjelaskan bagaimana cara menulis seperti Stephen King atau Asma Nadia. Semua itu berlangsung secara otomatis, dari alam bawah sadar kita.

Selain buku-buku sastra, rajin pulalah membaca buku-buku jenis lain. Buku apa saja terserah, asalkan baik dan bermanfaat. Intinya adalah rajin membaca. Bacaan yang kita lahap sebenarnya ibarat amunisi yang membuat keahlian menulis kita semakin baik. Selain menambah wawasan/pengetahuan, membaca juga bisa membuat kita menemukan kosa kata baru, gaya bahasa baru, atau teknik bercerita yang baru.

“Apakah itu tidak menjiplak namanya?”

Sama sekali tidak! Menjiplak adalah mengakui karya orang lain sebagai karya kita sendiri, atau mengutip tulian oran lain tanpa menyebutkan sumbernya. Kalau kita sekadar terpengaruh oleh gaya penulis lain, itu sah-sah saja. Tak perlu khawatir!

* * *

Coba simak film Nagabonar. Kenapa film ini begitu legendaris dan tetap dikenang oleh para pecinta film Indonesia? Jawabannya bukan karena JALAN CERITA film ini yang menarik. Sama sekali bukan! Justru, masyarakat lebih ingat dan merasa amat terkesan pada gaya bicara Nagabonar yang khas, termasuk kebiasaannya mengucapkan kalimat, “Apa kata dunia!”.

Kekhasan gaya Nagabonar itulah yang membuat penonton merasa amat terkesan. Kalau ditanya “bagaimana jalan ceritanya,” mungkin mereka sudah pada lupa.

Karya sastra pun sama seperti itu. Maka bila Anda menulis cerpen atau karya sastra lainnya, janganlah terpaku hanya pada urusan JALAN CERITA. Ya, itu penting. Tapi yang paling penting adalah keindahan dan pengalaman bathin yang akan didapatkan oleh pembaca.

Semoga bermanfaat. (dari berbagai sumber)

Cara Jitu Menulis Cerpen (2)



Menulis Kilat Dengan Metode Merekam.
Banyak penulis (termasuk saya) awalnya merupakan seorang yang sangat merasa kesulitan menulis artikel apalagi yang temanya sudah di atur-atur. Pernah suatu kali ada kompetisi menulis artikel di media massa yang melibatkan ribuan mahasiswa. Artikel itu hanya akan memuat dua artikel setiap hari dengan tema yang sebelumnya sudah ditentukan, waktu itu temanya pendidikan. Dua kali saya kirim artikel itu tidak dimuat alias di tolak. Segera saya temukan kelemahan saya, ternyata saya tidak memiliki argument yang lebih baik untuk mendukung naskah artikel tersebut.
Kemudian saya mencari akal, saya menemui seorang senior yang paling jago dalam hal diskusi dan saya mengajaknya berbincang-bincang tentang pendidikan. Harus saya akui ia amat menarik bicaranya dan kosakatanya luas. Sejam kemudian saya membaca ulang catatan kecil hasil diskusi sambil mengingat perkataannya yang masih terekam dalam ingatan saya. Sebentar kemudian jadilah dua artikel. Kemudian saya kirim dua-duanya, satu pake nama teman. Dua-duanya dimuat. Dari itulah saya menemukan satu metode bagus untuk belajar menulis.

“Bertahun-tahun saya belajar menulis tapi nggak bisa-bisa. Emang gimana sih caranya menulis itu?” tanya seseorang pada saya sesaat setelah mengisi sebuah diskusi tentang menulis. Saya jelaskan banyak hal dan dia terlihat tidak percaya dan berkata bahwa menulis hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berbakat saja. Di ujung kalimatnya ia menyindir bahwa saya tak jauh beda dengan gurunya di kelas yang hanya bisa teori dan teori.
“Kamu serius ingin menjadi penulis?” tantang saya dengan sedikit kalap.
“Iya,” sambutnya ketus sekali, “tapi, sekarang kayaknya udah putus asa.”
“Boleh tau apa yang ingin kamu tulis?”
“Cerpen. Saya punya satu kisah yang menurut saya paling menarik. Saya ingin membagi cerita ini pada orang lain.”
Dari cara ngomongmu, kamu punya bakat besar menjadi penulis, bego!, “Tentang apa?”
“Kisah cinta.” Jawabnya. Dasar AbG!
Saya ajak dia ke sudut, “Boleh saya mendengar sedikit ceritamu?” Jangan tanya kenapa!

Dia lalu bercerita dengan singkat tentang kisahnya dan memang seru. Setelah itu saya memberitahukannya bahwa saya merekam semua ceritanya dengan ponsel dan saya meminta waktu sebentar untuk menuliskannya ke dalam kertas.

Setelah itu saya edit, ditambah dan dikurangi serta didramatisir sehingga jadilah sebuah cerpen yang menarik. Metode ini bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk menulis cerpen. Jangan dulu berpikir bahwa cerpen kita tidak bagus atau tidak menarik. Semua kisah masing-masing memiliki keunikan dan daya tarik yang berbeda. Jadi, kalau ada orang yang mengeluh susahnya menulis padahal ia bisa mengarang cerita, maka latihlah dengan metode ini. Nanti kalau sudah terbiasa, anda cukup mendengarkan temanmu bercerita dan anda akan segera bisa menyulapnya menjadi cerpen atau artikel. Kalau masih belum puas hasilnya, diskusikan dengan orang yang udah lebih dulu pandai mengarang. Yang pasti jangan berhenti mencoba, kan sayang kalo kisah indahmu tidak pernah ditulis sama sekali.

Teori Dalam Pelajaran Bahasa Tetap Penting.
Bagaimanapun juga pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dan kampus tetap penting untuk membantu kita menjadi penulis. Dalam menulis biasakanlah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama untuk penulisan artikel. Waktu menjadi juri lomba cerpen pelajar, banyak sekali saya temui naskah cerpen yang salah menempatkan tanda (titik, koma, tanda petik dst). Ada juga cerpen yang menggunakan bahasa singkatan yang tidak dimengerti. Minatilah pelajaran bahasa sehingga anda benar-benar menguasainya.

Segera Catat Inspirasi Yang terlintas.
Seringkali ide dan inspirasi itu datang pada waktu yang tidak terduga dan kalau kita tidak mencatatnya bisa jadi kita akan lupa dan hal itu belum tentu akan datang lagi. Saya menyarankan biasakan membawa buku kecil ke manapun anda pergi. Atau bisa juga ide yang datang tiba-tiba itu dicatat melalui ponsel dan direkap ulang di dalam buku pada saat anda sempat.

Pastikan pada saat yang tepat anda akan menulis ide itu ke dalam bentuk tulisan yang utuh. Usahakan juga, kalau anda mendengar sesuatu (kosa kata menarik, tema, judul, kalimat indah, kata mutiara dll) dari orang lain, segera catat sebab itu akan membantu perbendaharaan kata anda di dalam menulis. Saya sendiri mendapatkan banyak manfaat dari cara seperti itu. Usahakanlah punya satu buku khusus untuk mencatat hal-hal singkat yang mengingatkan anda pada tema tulisaan (kamus pribadi), misalnya ide tulisan yang hendak dijadikan cerpen, inspirasi yang kemarin malam muncul sebelum tidur, daftar novel yang ingin ditulis, daftar nama tokoh dalam cerpen yang menarik, cuplikan deskripsi dalam sebuah novel yang ingin anda baca berulang-ulang saking bagusnya, dan seterusnya.
Pelajari Karakter Teman Di Sekitarmu

Ada banyak karakter manusia yang diulas dalam satu cerita. Kita tahu bahwa manusia memiliki karakter yang berbeda. Hal ini memberi kita pelajaran penting dalam menulis. Menulis cerpen akan lebih mudah (terutama dalam mendiskripsikan tokoh dan membuat adegan dialog) jika kita menjadikan orang yang kita kenal sebagai referensi. Misalnya begini, dalam cerpen kita ada tokoh antagonis yang cerewet, pemuja penampiran dan suka anill. Carilah diantara teman di pergaulanmu yang iker iki sikap demikian dan perhatikan bagaimana gaya bicarannya, pilihan kalimatnya dan intonasinya. Contoh lain, dalam cerpen ada tokoh baik, penyabar dan jujur. Perhatikan di sekeliling adakah temanmu yang memiliki sifat demikian? Jika ada perhatikan cara bicaranya, sikapnya, kesukaannya.

Sehingga ketika ingin menggambarkan kepada pembaca bagaimana sih sosok tokoh baik itu, maka anda akan dimudahkan oleh teman yang baik tadi sebagai referensi. Hal ini akan membantu untuk mendiskripsikan karakter orang. Sebab, dalam sebuah cerita, pasti akan mengulas sifat. Ada yang baik, jahat, nakal, penyabar, curang, gagah, centil, penggoda, penggombal, pembohong dan seterusnya. Karakter seperti itu ada di sekeliling kita. Tinggal comot saja mereka sebagai tokoh dalam cerita.

Buatlah Kerangka Cerita
Dalam pelajaran bahasa sering kita dianjurkan untuk membuat kerangka karangan. Hanya saja metodenya cukup formal dan sulit dijadikan acuan dalam mengarang. Menurut saya, bikinlah kerangka cerita itu sesuai dengan kebiasaan dan gaya anda sendiri misalnya, ingin menulis sebuah cerpen tentang persahabatan dengan seseorang. Anda harus mencatat dulu apa aja sih yang ingin anda ceritakan? Kisah persahabatan itu dengan siapa? Sisi menarik apa dalam kisah itu? Apa saja kesan anda terhadap dia? Kenyataan persahabatan apa yang terjadi dengannya? Bagaimana akhir dari kisah itu dan apa harapan anda dalam persahabatan dengannya.

Contoh kerangka sederhana untuk membuat cerpen, katakanlah temanya ‘berpisah’ dengan seorang sahabat:
Kisah persahabatan dengan si A
Awalnya bertemu dalam sebuah acara
Pernah bertengkar hebat karena beda pendapat
Dia sebenarnya sahabat yang penuh pengertian
Dia jadi teman special.
Akhirnya berpisah untuk selamanya karena satu sebab.
Kemungkinan judulnya: Selamat Jalan Sahabatku atau Rinduku Tak Pernah Berakhir atau sepucuk surat untuk sahabat atau Entah Kapan Engkau Kembali dan seterusnya. Biasakan membuat beberapa alternatif judul untuk cerpenmu. Semakin menarik judulnya, semakin memancing orang untuk membaca ceritamu. Judul ibarat wajah, kalo cakep orang mudah jatuh hati.

Dari kerangka sederhana dan acak di atas tinggal anda susun dalam bentuk cerita. Untuk tahap permulaan, tuliskan saja cerita tersebut berdasarkan ingatan yang ada dalam pikiran dan mengacu pada kerangka karangan. Nanti setelah selesai baru di edit lagi agar lebih menarik.

Latihan Menulis Dialog
Cerita pendek seringkali dibuka dengan narasi atau deskripsi tempat atau orang. Dalam latihan menulis kita harus membiasakan diri diselingi dengan dialog antar tokoh. Kalimat dialog itu juga harus disesuaikan dengan karakter usia dan topik pembicaraan si tokoh. Kalo tokohnya seorang guru fisika yang sedang ngajar nggak mungkin pake bahasa gaul ala sinetron yang serba abu-abu, kalau tokohnya seorang galak kemungkinan bahasanya ketus dan kasar. Selain itu perhatikan juga variasi keterangan dialog, misalnya:

“Aku sayang sama kamu.” Bisik cowok itu yang membuat jantung Diva seakan berhenti berdetak.
Anda bisa merubahnya menjadi:
“Aku,” Cowok itu berbisik pelan di dekat telinga Diva, “sayang sama kamu.”
Bisa juga diubah menjadi:
Cowok itu merangkul Diva dan berbisik pelan di antara gemerisik flamboyan yang diterpa angin malam, “Aku sayang sama kamu.”
Itu adalah contoh variasi dialog. Masih ada lagi jenis keterangan dialog yang perlu diperhatikan yang harus disesuaikan dengan adegan, misalnya:
“Jangan tinggalkan aku.” Pinta Ratu lirih. Atau bisa juga dengan: Ratu memohon pada cowok itu agar tidak meninggalkannya sendirian.
“Jangan coba-coba dekati aku lagi!” hardik Diva dengan muka merah padam. Atau bisa juga dengan: Dengan muka yang merah padam Diva menghardik cowok itu agar tidak berusaha lagi mendekatinya.
“Aku berharap kita akan selalu bersama selamanya.” Ucap perempuan itu. Atau juga bisa, “Aku berharap kita akan selalu bersama, selamanya.” Desis perempuan itu memecah keheningan malam.
Ada juga variasi seperti ini: “Kalau saja aku mau jujur, “ kata lelaki itu pada kekasihnya tanpa ada kesan bercanda, “sebenarnya aku tidak pernah mencintaimu,” sejenak ia terdiam, “sehebat saat ini” Kita harus bisa mengganggu pembaca dengan berbagai variasi yang seolah-olah aneh padahal pesan kita pada pembaca biasa-biasa saja.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan:
• Pandai Mendramatisir cerita.
• Banyak menguasai kosa kata.
• Memasukkan unsur-unsur baru yang lain dari yang lain.
• Jangan terikat oleh ketentuan bahwa panjang cerpen harus sekian halaman (ada cerpen yang Cuma 3 halaman dan ada yang sampai 25 halaman).
• Bimbingan Langsung Pada Penulis
Hal ini yang paling cepat membuat anda mahir menulis. Anda bisa menulis dulu satu naskah cerpen kemudian anda konsultasikan dengan penulis yang anda kenal, dan mintalah agar naskahmu di edit dan dikemas dengan lebih baik. Dengan begitu kamu bisa langsung mengetahui kelebihan serta kelemahan tulisannya. Saya sendiri sering membantu memperbaiki naskah cerpen para pemula dan akhirnya mereka berhasil menembus media massa dan memenangkan berbagai lomba cerpen.

Untuk kebutuhan pelajaran menulis, pembaca (khusus pemula) bisa mengirimkan naskahnya (cerpen singkat) ke email penulis dan penulis akan berusaha mengirimkannnya kembali sesuai permintaan pemilik cerpen. Demikian sedikit tips dalam menulis cerpen. Yang pasti jangan berhenti untuk belajar dan mencoba. Kalau di negeri ini ada ribuan penulis sukses yang benar-benar mulai dari nol, kenapa kita tidak segera menyusul mereka? (dari berbagai sumber)

Cara Jitu Menulis Cerpen (1)


Oleh : Liga Alam M


Kenapa Kita Menulis?

Pertanyaan ini merupakan kunci motivasi seorang penulis. Untuk apakah kita menulis? Mari kita simak jawabannya melalui sebuah kisah nyata di bawah ini. Usianya masih sangat muda, 13 tahun. Kala itu bulan Juni 1942, pertama kalinya ia menulis dalam buku diarinya. Beberapa bulan kemudian, bersama orangtuanya, ia bersembunyi di sebuah loteng gelap karena sedang diburu oleh rasisme Nazi yang sedang ganas-ganasnya. Seringkali ia mendengar suara deru pesawat tempur dan rentetan senjata api yang mengawang di atas Secret Annex itu.

Untuk mengisi hari-hari panjangnya di tempat persembunyian tersebut dan untuk mengatasi rasa takutnya, ia mencurahkan segala perasaannya dalam sebuah buku diari, catatan harian, yang dikemudian hari mengatarkannya menjadi seorang ‘pengisah sejati’ yang terkenal di seluruh dunia. Gadis itu bernama Anne Frank.

Aku berharap, demikian ia mengawali tulisannya pada diarinya yang diberinya nama Kitty, aku bisa mencurahkan isi hatiku padamu dengan cara yang belum pernah aku lakukan pada siapapun sebelumnya, aku harap kamu dapat memberi rasa nyaman dan juga semangat untukku.

Berbulan-bulan ia tidak melihat matahari dan tidak mengetahui dunia luar. Namun ia terus saja menulis, “…aku suka menulis, banyak hal yang terlampau menIk dan luar biasa dalam hatiku, akan aku tumpahkan lewat tulisan. Kertas memiliki kesabaran yang lebih ketimbang manusia.”

Pada bulan April 1944 ia curhat pada diarinya bahwa ia rindu ingin sekolah lagi, Andai perang tidak juga berakhir bulan September, aku tidak akan kembali ke sekolah… Memang Anne Frank tidak pernah lagi melanjutkan sekolahnya hingga akhir hayatnya.

Karena pada tanggal 4 agustus pagi, delapan orang yang bersembunyi di Secret Annex, termasuk Anne Frank, disergap oleh intelejen bayaran Nazi lalu digiring ke Penjara, lalu ke kamp pembuangan sampai akhirnya dicampakkan ke sebuah kamp mengerikan di dekat Hannover (Jerman) tahun 1945. Bersama dengan impian remaja dan cita-citanya, akhirnya Anne Frank meninggal dunia karena terlalu lelah, sakit dan lapar. Mayatnya dibuang ke sebuah pemakaman umum Bergen-Belsen. Ia mati dalam usia belasan tahun tanpa sempat tahu bahwa beberapa waktu kemudian, setelah perang usai, diari-nya ditemukan oleh petugas berceceran di lantai Secret Annex yang akhirnya menjadi sebuah dokumen sejarah yang dipublikasikan di seluruh dunia.

Nah, dari kisah di atas kita dapat memetik pelajaran penting bahwa menulis adalah sebuah cara untuk mendokumentasikan segala pikiran, pengalaman dan imajinasi kita ke dalam bentuk tulisan. Untuk melengkapi jawaban ini, saya masih ingin mengutip penggalan-penggalan bagus dari diari Anne, Saat aku menulis, aku dapat meluruhkan seluruh deritaku. Ketakutanku lenyap, gairah hidupku bangkit kembali! ….. aku berharap, semoga bisa, oh, aku sangat berharap, hanya dengan menulis aku dapat merekam segalanya, seluruh pikiran, ide dan fantasiku. Pada awalnya, si Anne tidak berpikir kalau buku diarinya akan dipublikasikan secara luas. Ia menulis untuk dibaca sendiri dan berdasarkan motivasi seperti yang diuraikannya di atas.

Sebetulnya, dipelajari atau tidak, menulis itu tetap mengiringi hidup kita sehari-hari karena memang sudah menjadi kebutuhan. Baik untuk kepentingan resmi seperti mengerjakan tugas sekolah/kuliah/kantor, maupun untuk keperluan yang lebih bersifat privasi seperti menulis surat cinta, sms atau menulis curahan hati di buku diari.

Sesuai dengan jenis tulisannya, aktifitas menulis memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Menulis laporan penelitian tentu tidak sama dengan menulis novel. Demikian juga dengan menulis artikel yang berbeda dengan menulis cerpen. Oleh karena itu menulis amat penting untuk dipelajari dan dipraktekkan.

“Kalau berbulan-bulan anda pelajari teori ‘berenang’ tanpa pernah menyentuh air, maka percayalah anda tidak akan pernah bisa berenang. Sebaliknya kalau anda dilempar ke dalam kolam renang dua atau tiga kali, besar kemungkinan anda akan otomatis menguasai teknik keseimbangan tubuh yang merupakan kunci utama ilmu renang. Demikian juga dengan ilmu mengarang. Anda harus akrab dengan buku dan alat tulis yang memang dikhususkan untuk mengarang”.

Kegiatan menulis sangat berguna, terutama dalam mendokumentasikan sesuatu, entah kisah hidup kita, kisah ‘special’ yang kita anggap perlu dikenang selamanya hingga peristiwa sejarah. Tradisi lisan mudah hilang dalam ingatan, sebaliknya tulisan akan selalu abadi sepanjang masa (begitu kata orang).
Berikut ini beberapa tips yang akan memudahkan anda dalam menulis, terutama menulis cerita pendek.

Menulis Harus Ada Minat.
Langkah pertama untuk menjadi seorang penulis adalah: ada keinginan yang kuat untuk menjadi seorang penulis. Ada gairah yang menggebu-gebu untuk menulis. Gairah ini akan mengantarkan kita pada semangat ‘saya pasti bisa’. Tanpa itu, hanya akan melahirkan seorang penulis iseng yang se-ala kadarnya saja.

Rajinlah Membaca.
Seringkali kita membaca buku hanya pada saat menjelang ujian (sekedar untuk kepentingan merebut nilai tinggi). Membaca, hanya sekedar menghafal. Membaca yang dimaksud di sini adalah benar-benar untuk mengerti, memahami dan menikmati isi buku. Jika anda ingin menjadi seorang kolomnis maka banyaklah membaca opini di media massa. Jika anda ingin menjadi seorang novelis atau cerpenis maka banyaklah membaca novel dan cerpen yang memungkinkan anda ani mencerna, menikmati dan meniru isinya. Agar bisa menulis, usahakanlah banyak membaca. Hanya perlu dicatat, mulailah dengan membaca sesuatu yang mudah dimengerti dan sesuaikan dengan jenis tulisan apa yang ingin anda tekuni.

Misalnya anda ingin menjadi seorang cerpenis remaja. Maka banyaklah membaca cerpen-cerpen remaja di majalah remaja maupun di dalam buku kumpulan cerpen. Perhatikan bagaimana cara penulisannya dari awal hingga akhir dan bagaimana penulisnya mengelola konflik remaja dalam bentuk cerita menarik. Karya orang lain penting untuk dijadikan referensi bagi seorang pemula.

Mulailah Dengan menulis Cerpen Singkat.
Banyak orang yang mengeluh, bahwa ia sudah banyak membaca novel dan cerpen tetapi tidak juga bisa menulis sebuah cerpenpun. Ada juga yang mengatakan apabila ia paling pandai bercerita lisan kepada temannya namun amat sulit menuangkan ke dalam bentuk tulisan.

Mulailah dengan menulis cerpen yang singkat dan semanpu ada menulisnya. Sebaiknya tidak usah dulu mengacu pada standar penulisan cerpen di majalah atau ketentuan dalan lomba. Semakin sering mencoba menulis cerpen, dengan gaya seperti apapun, kita akan semakin terbiasa dan menguasai teknik menulis cerpen. Apalagi diringi dengan membaca dan meminta bimbingan khusus dari seseorang yang sudah mahir menulis.

Latihan dengan metode “plagiat”
Cara ini adalah dengan Menulis Ulang Karya Orang Lain. Ingat, ini hanya untuk latihan sebaiknya tidak dipraktekkan untuk keperluan yang lain.

Pertama-tama kita pilih dulu tulisan orang lain yang kita anggap menarik. Misalnya sebuah cerpen yang berjudul Aku Lemah Karena Cinta. Kemudian kita menulis ulang karya itu dengan ketentuan sebagai berikut: anda bebas mengedit dan ‘memodifikasi’ naskah itu sesuai dengan kehendak anda, silahkan ganti juga nama tokohnya dan ubahlah judulnya, misalnya menjadi Jangan Berikan Aku Cinta. Atau kalau anda bisa, balikkanlah cerita itu sehingga judulnya menjadi Ku Tegar Karena Cinta.
Cerita asli yang seharusnya sedih cobalah diputarbalikkan sehingga menjadi cerita gembira (happy ending). Banyak orang yang latihan dengan cara ini dan lama kelamaan berhasil menulis cerpen secara mandiri.

Metode ini akan membuat kita menguasai anatomi (bagian-bagian) cerita, cara menempatkan penanda, cara memulai, cara menggunakan kalimat sambung, variasi kata dan juga bagaimana sih cara ‘mengganggu’ pembaca dengan kejutan-kejutan. Saya sendiri, pertama kali menulis sebuah artikel di sebuah media massa dengan metode ini. Waktu itu temanya sudah diatur oleh media yang bersangkutan yaitu tentang konsep ideal tentang gerakan mahasiswa. Saya menemukan sebuah artikel bagus dan langsung saya modifikasi. Judul artikel itu saya ubah, kemudian paragrafnya saya ubah dengan bahasa saya sendiri dengan tema yang masih seperti aslinya dan, artikel itu dimuat oleh media massa setelah menyisihkan banyak saingan mahasiswa. Waktu itu saya memang tidak tahu bahwa metode seperti ini tidak bagus untuk praktek langsung untuk di media. Tetapi sebenarnya cara ini boleh saja asalkan hasil ‘modifikasinya’ tidak mirip-mirip banget. (dari berbagai sumber)