BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini

BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini
PMC Cell - Master Pulsa Electric

Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah

Sabtu, 30 Agustus 2008

Harta, Tahta, dan Wanita



Ketiga hal yang dapat menghancurkan karir, bahkan hidup seseorang, yakni harta, tahta, dan wanita. Manusia hidup untuk meraih tahta tertinggi dalam kehidupan, setelah dapat, tentu ia bergelimang harta. Jika tidak dapat memanfaatkan harta dan tahta yang telah didapat. Tidak jarang seorang lelaki terjerumus kedalam ‘pelukan’ wanita. Inilah saat kehancuran tiba.

ITULAH yang melanda wakil-wakil rakyat yang telah berhasil duduk di kursi yang empuk. Mulai dari kasus hebohnya skandal video porno Zainal Ma’arif – Maria Eva yang beredar luas di masyarakat, Al Amin Nasution yang digugat cerai istrinya yang juga seorang Diva Dangdut Kristina.

Dan yang terbaru, kasus beredarnya video mesum anggota DPR RI Max Moen dengan salah seorang wanita. Yang akhirnya juga membunuh karir politiknya. Ia dipecat dari anggota dewan – yang katanya terhormat itu – padahal di dalamnya banyak juga oknum yang berbuat curang alias korupsi.

“Hal itu membuktikan, bahwa harta, tahta, dan wanita bisa membuat pria lupa daratan, mabuk cinta dan masuk penjara. Tidak selamanya ketiga hal itu membuat hidup seseorang itu bahagia. Itu semua tergantung dari masing-masing kadar keimanan seseorang,” kata Mbok Darmi saat nimbrung dengan langganan pembeli di warungnya ketika melihat acara di televisi yang menyiarkan berbagai skandal yang terjadi di gedung wakil rakyat itu.

“Iya Mbok, ini gara-gara Amerika,” seru Kang Brodin.

”Lho kok menyalahkan negara lain toh?,” tanya Mbok Darmi heran.

”Lha bagaimana nggak menyalahkan negara Amerika. Gara-gara adanya skandal Monica Lewysky atau siapa itu sebutannya dengan Bill Clinton, akhirnya ditiru oleh pejabat-pejabat negara lainnya. Termasuk Indonesia,” jelasnya.

”Maksudnya?,” Cak Hasan tambah bingung.

”Ya mereka yang melakukan skandal itu khan inspirasinya dari sono. Jadi itu juga sebagai pemicu terjadinya pola hidup pejabat yang tidak lepas dari harta, tahta, dan wanita yang selalu menemaninya saat lagi bergelimang harta. Kasarnya, mereka bingung menghabiskan gaji mereka. Untuk keluarga sudah tercukupi, pendidikan anak terpenuhi. Lalu apa lagi kalau bukan mencari WIL alias wanita idaman lain, meski juga ada yang mengaku sudah nikah siri, tetap aja adegan yang mereka lakukan tidak layak diabadikan,” terangnya.

”Kalau itu ya salahnya teknologi. Handphone aja ada kamera untuk ngrekam video. Padahal dulu itu hampir tidak ada lho film porno, apalagi buatan Indonesia. Saat ini, Indonesia juara I dalam hal video porno yang direkam melalui ponsel,” kata Cak Hasan.

”Masak Indonesia peringkat I?,” tanya Mbok Darmi heran.

”Ya itu bisa jadi, pasalnya sekarang sudah banyak beredar video porno pemainnya dari Indonesia. Bahkan yang berstatus pelajar pun juga marak. Ini akibat dari budaya barat yang masuk ke Indonesia,” jelas Kang Brodin yang sedikit pintar kalau bicara soal kecanggihan teknologi.

”Nah kalau gitu orang tua harusnya lebih hati-hati dalam memberikan fasilitas pada anaknya. Terutama handphone, jangan sampai diberikan yang ada kameranya,” harap Mbok Darmi.

Terlepas dari itu semua, papar Cak Hasan, tidak hanya yang berstatus pelajar. Oknum anggota dewan saja juga pernah jadi ’pemeran utama’ dalam sebuah video mesum. Mereka jelas-jelas pejabat yang harusnya menjaga moralitas generasi muda, bukan malah merusak moralitas generasi berikutnya dengan memberikan contoh yang tidak baik.

”Itu sama halnya dengan membunuh karakter generasi muda. Mereka hanya dicekoki oleh nafsu, tanpa dapat berpikir untuk kepentingan rakyat. Akibatnya, bisa jadi untuk melanjutkan ’aktifitas nylenehnya’ itu mereka menghabiskan uang negara,” sindir Kang Brodin.

”Ya yang terpenting bagaimana kita menanamkan agama dan moral kepada anak kita. Sehingga mereka tidak akan terjerumus kedalam hal-hal negatif. Yang penting kita galakkan kegiatan keagamaan, jangan sampai lupa untuk mengikutsertakan anak-anak kita,” harap Cak Hasan. ***