BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini

BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini
PMC Cell - Master Pulsa Electric

Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah

Sabtu, 08 November 2008

Amrozi CS Pahlawan Islam

Amrozy CS Tidak Pernah Mati


Meski eksekusi mati telah dilaksanakan di depan regu tembak terhadap Amrozy, Abdul Aziz alias Imam Samudra, dan Ali Ghufron. Dalam pandangan Islam, seorang Syuhada tidak akan pernah mati. Yang mati hanyalah jasadnya saja, sementara jiwanya tetap hidup. Allahu Akbar... Allahu Akbar.... Allahu Akbar....


INNALILLAHI wa innailaihi roji’un. Minggu, 09 November 2008 jam 00.15 WIB, bertempat di Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah, ketiganya meninggal dunia di hadapan regu tembak dari Brimob. Mereka dieksekusi dengan tuduhan telah melakukan aksi terorisme, yang sengaja dihembuskan negara asing (anti Islam) untuk menghina dan menjelek-jelekkan ummat Islam sebagai teroris.

Padahal, mereka sendiri melakukan aksi terorisme di beberapa negara seperti Afghanistan, Irak, dan lainnya. Lalu kenapa mereka masih bebas berkeliaran hingga saat ini? Mereka yang seharusnya diseret ke pengadilan internasional, karena telah menciptakan kerusakan, menciptakan perang, dan mengadu domba ummat di dunia.

Eksekusi yang dilakukan terhadap kakak-beradik Ali Ghufron – Amrozy dan juga Abdul Aziz atau yang lebih dikenal dengan Imam Samudra, menunjukkan betapa lemahnya ukhuwah di antara ummat Islam. Mengapa demikian? Bagaimana tidak, di Indonesia yang diklaim memiliki ummat Islam terbesar di dunia, ternyata hanya beberapa ’gelintir’ saja jumlahnya. Yang terbanyak justru –mohon ma’af– Islam ’karbitan’. Sehingga nasib ketiganya harus berakhir di depan regu tembak. Karena tidak banyak yang membelanya.

Namun demikian, yakinlah bahwa mereka termasuk pejuang dan pahlawan Islam, karena mereka telah mengorbankan jiwa, raga, dan pikirannya untuk berjuang menegakkan Islam. Mereka berjuang untuk menghapus kemungkaran dan kemaksiatan di muka bumi. Mereka memiliki power (kekuatan) untuk melawan.

Sebagaimana diketahui, motto dalam Islam adalah hidup mulia atau mati syahid. Kemudian juga, rubahlah sesuatu kemungkaran dengan kekuatan jika kita memiliki, jika tidak maka berdo’alah agar mereka kembali ke jalan yang benar. Dan ini merupakan selemah-lemahnya iman. Lain halnya yang dilakukan Amrozy CS, mereka memiliki power dan keberanian, dan mereka pun telah siap menanggung resiko sebagai akibat dari apa yang telah mereka lakukan. Termasuk menghadapi bukan lagi eksekutor –tidak lebih dari Algojo- yang siap dengan moncong senapannya. Mereka tidak gentar sama sekali menghadapinya, karena itulah jalan menuju kehidupan yang abadi.

Keyakinan sosok Amrozy, Imam Samodra, dan Ali Ghufron patut dijadikan tauladan dalam menapaki hidup di dunia. Mereka tidak gentar dengan sesama manusia, selama berada di jalan yang diyakininya akan kebenarannya. Suatu sikap yang harus ditanamkan pada diri kita sejak dini.

Sebagaimana juga pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan yang tidak gentar dan bahkan rela mati untuk kemerdekaan negara. Ketiganya juga demikian. Mereka rela mati demi untuk memperbaiki kondisi moral bangsa yang sedang mengalami kemrosotan moral. Hal itu terbukti, bagaimana remaja yang tanpa malu lagi sedang melakukan adegan pornografi.

Seperti yang penulis temui di salah satu warnet yang ada di Jombang, Jatim Kamis (06 November 2008) jam 18.15 WIB hingga malam. Sepasang remaja berlainan jenis sedang –maaf– bercumbu di salah satu ruang warnet tersebut. Bahkan lebih gila lagi, yang perempuan mengenakan jilbab. Na’udzubillahimindzalik.

Ini membuktikan bahwa kita semua belum masuk ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan -red). Jika demikian, tepatlah kiranya kalau tidak salah sebuah hadits yang menyatakan ”Islam datang dalam keadaan asing, dan suatu saat akan dianggap asing pula. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang dianggap asing”.

Hal itu dapat diartikan, apa yang dilakukan Amrozi CS yang mengenakan sorban, berjenggot panjang, mungkin saat ini dianggap asing. Padahal, dalam Islam telah disebutkan peliharalah jenggotmu, dan perpendeklah kumismu. Karena itu membedakan antara orang muslim dengan yang tidak. Bagi orang diluar Islam, mereka lebih suka memanjangkan kumis. Sementara bagi ummat Islam diajurkan memanjangkan jenggot. Namun sekarang, banyak diantara kita ummat Islam yang turut memanjangkan kumis dan memangkas jenggot. Ini sudah menunjukkan hal itu. Sementara orang yang memanjangkan jenggot dianggap aneh ataupun asing. Ironis bukan?

Bagaimana menurut Saudara?***

Empat Kejanggalan Bom Bali II

Rekayasa Untuk ‘Bunuh’ Karakteristik Islam

Bom Bali II menyisahkan beberapa keanehan, misalnya, ada peringatan dini pada warga Australia jauh hari. Juga mengapa video rekaman yang diedarkan di media justru datang dari Australia?

Meski pemerintah Australia mengaku tak begitu menanggapi laporan bahwa ada warga Bali memperingatkan para turis untuk menghindari lokasi-lokasi menarik yang sering dikunjungi oleh warga asing menjelang ledakan bom di Bali Sabtu (1/10) malam. Namun tak urung pihak otoritas Australia, Senin (3/10) kemarin nampaknya agak terganggu dengan munculnya isu-isu di tengah masyarakat menyangkut analisa bom Bali II.

Sebagaimana diberitakan, dua warga Australia yang tengah berlibur di Bali mengatakan mereka diberitahukan untuk menjauhi dari pusat kawasan Kuta, yang menjadi lokasi peledakan bom Bali I di tahun 2002 lalu dan satu dari dua lokasi yang menjadi sasaran serangn bom Sabtu malam lalu.

Kepada radio nasional, seorang pria asal Perth bernama Darren Humble mengatakan seorang penjaga keamanan bar memberitahukan seorang tamu hotel dimana dia tinggal mengenai kemungkinan serangan teror.

Sementara itu, seorang eksekutif pengiklanan, Mick Colliss, mengatakan kepada stasiun radio di Sydney bahwa seorang temannya yang memiliki jaringan dengan organisasi kriminal di Bali memperingatkan dia untuk segera keluar dari Kuta.

Komisioner Polisi Federal Australia, Mick Keelty, mengatakan pengakuan-pengakuan tersebut akan diselidiki, namun begitu dia mengatakan sangat sulit untuk bereaksi terhadap rumor-rumor tersebut.

"Rumor dan fakta cukup berbeda dan ini adalah situasi yang sulit yang kita hadapi sekarang ini," jelasnya kepada televisi Channel Nine.

Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer mengatakan dia tidak tahu jika rumor-rumor tersebut dapat ditanggapi secara serius.

"Saya hanya dapat mengatakan kepada kamu apa yang orang ketahui dan yang pasti ada rumor setiap hari setiap minggu. Satu hal adalah kamu tidak tahu bagaimana menanggapinya secara serius," ujar Downer kepada radio ABC.

Empat kejanggalan

Sementara itu, hari-hari ini, meski sebagaian masyarakat Indonesia mengecam peledakan itu, sebagaian juga masih diliputi dengan tanda tanya besar menyangkut empat kejanggalan dalam bom Bali di Jimbaran dan Kuta, 1 Oktober kemarin.

Dalam sebuah acara ‘To days dialogue’ Metro TV pukul 11.30 yang dipandu reporter Najwa Shihab yang menampilkan pakar intelejen Juanda, Kepala Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Soenarko D Ardanto dan warga masyarakat, menggariskan ada beberapa kejanggalan yang patut dipertanyakan dalam peledakan tersebut.

Dalam dialog itu, dipertanyakan empat kejanggalan kejadian Bom Bali II yang oleh Australia sudah buru-buru dituduhkan diotaki Jamaah Islamiyah (JI) itu.

Beberapa kejanggalan yang sempat didialogkan dalam diskusi itu adalah;:

Pertama, hasil rekaman video amatir yang menunjukkan pelaku bom Bali.

Sebagaimana diketahui, di masyarakat dan media massa, kini beredar video amatir koleksi keluarga yang menunjukan dengan sangat detil pelaku pengebom.

Dalam diskusi itu, sempat dipertanyakan, keanehan dalam shooting video yang tadinya diakui adalah video koleksi keluarga. Pasalnya, jika itu video keluarga, sangat nampak detil si pelaku yang saat ini diakui Polri sebagai tersangka. Di mana dalam shootingan video itu nampak tindakan si pelaku dari duduk, berjalan hingga bom diledakkan.

Kejanggalan kedua, peserta dialog juga mempertanyakan mengapa hasil video itu yang telah diberikan pada pihak keamanan Indonesia itu justru datang dari Australia.

Kejanggalan ketiga, beberapa hari sebelum terjadi ledakan, para pecalang (keamanan adat Bali) telah mengingatkan para turis akan ada ledakan.

Kejanggalan keempat, beberapa hari sebelum kejadian beberapa masyarakat juga memperingatkan turis untuk tak memasuki daerah itu.

Pengamat intelejen Juanda sempat mempertanyakan dan bahkan mengaku kecewa mengapa aparat keamanan buru-buru menyebut pelakukan adalah Dr. Azhari dan Moh Nurdin M Top.

“Tidak benar polisi terburu-buru menuduh Dr. Azhari dan Mohammad Nurdin M Top,” ujar Juanda. Sebab menurutnya, tidak bisa ditarik kesimpulan bahwa ada kesamaan antara bom Bali I dengan bom Bali II.

Apalagi, menurutnya, ada kepentingan tinggi pihak Australia kepada Indonesia dalam hal ini. Kabarnya, beberapa menit setelah peristiwa pengeboman beberapa aparat intelijen Australia sudah langsung sampai di lokasi. Benarkah? [dari berbagai sumber]

Jangan Ada Sayang Diantara Kita


Indahnya pacaran tak seindah persaudaraan. Indahnya kencan tak seindah persahabatan. Kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Hanya slogan semu di kalangan remaja, istilah kerenya ‘cinta monyet’.


PERNYATAAN di atas dalam kaca mata Islam, seharusnya bukan untuk ditujukan pada remaja yang lagi kasmaran. Jika hal itu terjadi, maka ‘kiamat’ bagi kaum Hawa. Tidak hanya sekedar menyesal, bisa jadi lebih dari, ia ditinggal pacarnya setelah ‘madu’-nya habis diambilnya.

Itulah gaya pacaran remaja saat ini. Motto-motto yang tidak tepat pun dipakai ’senjata’ untuk menaklukkan wanita. Sejuta ’jurus’ rayuan gombal pun diucapkan dengan manisnya. Siapa yang rugi? Tentu lebih banyak di pihak wanitanya. Kenapa demikian? Karena mereka akan kehilangan ’kehormatan’ yang selama ini dijaganya, yang selama ini dibentengi hanya akan ’dipersembahkan’ pada lelaki yang nantinya menikahinya. Jika kemudian hal itu terjadi, lalu hamil, siapa yang rugi?

Motto di atas, lebih tepatnya ditunjukan pada peningkatan rasa nasionalis atau untuk meningkatkan silaturrahmi. Bagaimana seseorang itu lebih mengenal Islam, kemudian mendalami dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika tak kenal maka ia tak akan sayang pada Indonesia, jika tak sayang pada Indonesia, tentu tak cinta. Demikian juga dengan soal agama. Orang Islam sendiri aja nggak peduli sama Islam, bagaimana orang lain yang diluar Islam akan peduli dan simpati.

Untuk itu, bagi remaja, mari kita bersama-sama membuat gerakan ’Jangan Ada Sayang Diantara Kita!’ kalau itu hanya dilambari kepentingan dunia dan hanya nafsu belaka. Karena jika hal itu dilakukan, Insya Allah tidak akan bertahan lama. Karena cinta karena gincu akan segera layu, cinta karena harta akan segera musnah. Gincu dan harta tidak ada yang kekal. Semua akan berganti, seiring dengan perputaran sang waktu. Dari detik ke menit, lalu jam. Dari hari ke minggu, bulan, dan tahun. Semuanya ada masanya sendiri-sendiri.

Jika hanya cinta dan nafsu yang bergelora, maka keindahan masa pacaran, akan musnah saat saudara telah memasuki jenjang pernikahan. Sebagaimana hilanganya masa-masa pacaran yang telah dilaluinya.

Sebenarnya, ada satu hal yang akan melekatkan kelanggengan dalam urusan cinta. Niatkan segalanya karena untuk ibadah pada sang Kholiq, Allah SWT. Tidak hanya dalam urusan cinta, tapi dalam segala tindakan, seperti belajar, bekerja, menolong orang, atau sekedar membantu orang kesusahan. Bahkan yang terkecil, saat tangan Saudara sedang menari-nari di atas keyboard. Niatkan untuk ibadah, sehingga hati dan pikiran kita dapat terjaga dari hal-hal yang tidak disukai oleh Allah.

Semua perlu usaha, semua perlu do’a, semua perlu semangat. Yang terpenting, kita tingkatkan tali silaturahmi, mari kita saling bahu membahu, tolong menolong kepada sesama. Kita tidak harus mengenal seseorang terlebih dahulu dalam menolong, jika kita menyadari ’Semua Muslim adalah Saudara’. Untuk itu jangan ada ’sayang’ diantara kita, kalau hanya membawa mala petaka, tapi yang ada adalah persaudaraan, ukhuwah Islamiyah.

Karena sayang dan cinta, merupakan satu paket yang akan membawa mala petaka jika tidak pandai-pandai dalam menjalankannya. Sebagaimana kita tahu, sudah berapa ribu bayi yang lahir menjadi ’yatim-piatu’ tanpa ayah dan ibu, karena mereka lari dari tanggung jawab. Bagaimanapun, cinta dan sayang tak dapat dikendalikan jika nafsu sudah ikut ambil bagian.

Bagaimana menurut Saudara?