Aneh! Mau ibadah saja di-rewangi demo. Itulah kenyataan yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat. Gara-gara pembatasan kuota haji tahun 2009, calon jama’ah haji (CJH) yang terancam gagal berangkat melakukan gugatan ke PTUN setempat. Hebatnya.... dan menang!
SEBENARNYA tidak sulit untuk menyelesaikan semua itu, seandainya semua bisa mengerti dan memahami kebijakan dan arti dari rukun haji itu sendiri. Bukan bermaksud untuk menggurui atau mengecap mereka yang demo dan mengajukan gugatan itu tidak mengerti dan memahami. Kami yakin semuanya pasti paham, dan ibadah kepada Allah SWT tidak hanya ibadah haji jalan satu-satunya.
Ini merupakan urun rembug atau pendapat penulis yang juga tidak lebih hanya orang biasa yang masalah agama juga pas-pasan dan bahkan cenderung –mungkin minus– untuk itu, sebelum membaca ulasan lebih jauh, apabila ada kata-kata yang salah saya mohon maaf yang seikhlas-ikhlasnya.
Menurut penulis, tidaklah aneh bila mereka yang terancam gagal berangkat haji tahun 2009 melakukan itu. Hal itu juga banyak faktor, selain sudah setor ONH (ongkos naik haji), melakukan bimbingan manasik haji, atau bahkan faktor lainnya. Mungkin juga karena sudah terlanjur –ma’af tetangga kanan kiri diberitahu– sehingga jika tidak berangkat merasa malu.
Jika hal terakhir ini yang menjadi pokok persoalan, tentu hal itu tidak etis dan sangat tidak masuk akal. Berangkat dari berita di Bekasi, penulis jadi berfikir, apakah hanya itu jalan-satu-satunya untuk melengkapi syarat seorang muslim dalam beribadah?
Jika kita cermati, maka ada beberapa hal yang dapat kita tarik kesimpulan. Yakni, dengan adanya pembatasan kuota dari pihak Kerajaan Arab, maka berakibat pula dengan pembatasan di Indonesia. Untuk itu, seharusnya pemerintah dapat mengantisipasi sejak dini dengan melakukan penyaringan terhadap calon jema’ah haji (CJH). Maksudnya, yang diutamakan adalah mereka yang memang benar-benar belum pernah berangkat haji sama sekali ke tanah suci. Sebagaimana diketahui, ibadah haji itu huumnya wajib dalam sekali seumur hidup. Jika mampu berangkat lagi untuk yang kedua, ketiga, dan seterusnya itu hukumnya bukan lagi wajib.
Jika hal itu sudah dilakukan, dan ternyata CJH yang baru masih melebihi kuota, maka semuanya harus diberi penjelasan, bahwa untuk menjadi kesempurnaan muslim tidak hanya itu saja jalannya. Masih banyak jalan menuju jalan untuk kesempurnaan seorang muslim.
Saat ini, dalam suasana Ramadhan saja, sangat berbeda dengan saat menyambut HUT RI. Maksudnya, sebagian besar masyarakat sangat antusias dalam menyambut HUT RI. Sementara itu saat Ramadhan tiba, semua seakan lemas. Tidak ada lagi lampu warna-warni yang seharusnya dapat menjadi penyemangat untuk nebyanbut bulan penuh berkah, rahmat, dan maghfirah ini. Itulah sebabnya, penulis sangat prihatin saat melihat saudara-saudara kita yang terancam gagal berangkat haji melakukan demo.
MENCARI RIDHO ILAHI
Bagaimana seseorang yang telah menyetorkan ONH hingga puluhan juta rupiah, mereka melakukan demo untuk mendapatkan sebuah kursi pesawat yang akan membawanya ke tanah suci. Ibu-ibu dan bapak-bapak tidak peduli yang tua dan yang muda, mereka menyambut dengan gembira kemenangan gugatannya.
Tapi sadarkah kita, ternyata banyak saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan dan dalam hidup yang serba kekurangan. Alangkah indah dan nikmatnya dapat membantu kesedihan dan kesengsaraan mereka. Bagaimana anak yatim, warga miskin yang saling berebut saat pembagian BLT (Bantuan Langsung Tunai), bahkan ada yang meninggal karena kelelahan. Nenek yang tua renta harus berjalan berpuluh-puluh meter hanya untuk mendapatkan Rp 300.000.
Seandainya kita menyadari, alangkah indahnya hidup ini dapat membantu orang yang sedang kesusahan. Berapa juta umat muslim di Indonesia yang hidupnya sangat kekurangan. Seandainya juga ONH itu dikumpulkan dan dibuatkan pabrik untuk memberikab lapangan kerja, alangkah damainya hidup ini.
Jika itu dilakukan, mungkin tahun ini kita tidak bisa berangkat haji, dengan membentuk perusahaan tersebut, mungkin juga tahun depan kita bahkan bisa memberangkatkan puluhan orang yang dihasilkan dari laba usaha tersebut.
Maha suci Allah! Bagaimana rasanya jika kita akan berangkat haji, sementara di kanan-kiri ada anak yatim yang menangis kelaparan, ada tetangga yang hidupnya serba kekurangan. Apakah haji kita mabrur? Allah Yang Maha Tahu. Namun demikian kita –manusia- juga dapat menilai haji seseorang itu mambrur atau tidak.
Pembatasan kuota haji pun sebenarnya harus disadari semua, apa maksud adanya pembatasan kuota haji. Salah satunya juga untuk keselamatan jama’ah haji itu sendiri. bagaimana tragedi Mina, atau kecelakaan tenda jama’ah haji terbakar. Itu semua telah dipikirkan masak-masak dengan pembatasan kuota itu.
TIDAK ADA MUSLIM MISKIN
Impian kita bagaimana mengangkat umat muslim dari jurang kemiskinan dan kekurangan, seandainya ummat muslim bersatu, maka tidak akan ada lagi umat muslim yang miskin. Seandainya kita saling membantu, menyayangi, mengasihi, dan menghormati dengan sepenuh hati dan hanya untuk mengharap ridlo Allah SWT.
Maka tidak akan ada lagi umat Islam yang hidupnya serba kekurangan. Apalagi jika kita semua mau hidup sederhana. Untuk itulah kita patut prihatin dengan kondisi umat Islam di Indonesia, yang mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan umat dan perjuangan Islam.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya, jika ada yang kurang berkenan Penulis memohon ma’af, karena tiada makhluk yang sempurna di dunia ini. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. ***
2 komentar:
coach outlet stores
golden goose
coach outlet store
retro jordans
louboutin shoes
air max 2018
ferragamo belt
nike sneakers
jordan 13
birkin bag
kate spade handbags
nike basketball shoes
yeezy boost
yeezy shoes
yeezy shoes
kyrie 5 shoes
adidas tubular shadow
golden goose sneakers
yeezy boost 350 v2
bape hoodie
Posting Komentar