BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini

BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini
PMC Cell - Master Pulsa Electric

Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah

Selasa, 27 Oktober 2009

Sumpah Pemuda or Pemuda Yang Disumpah


Hari ini, Rabu (28/10/2009) kita memepringati Hari Sumpah Pemuda yang ke-81. Sadar atau tidak, kondisi pemuda saat ini patut dipertanyakan, dipertentangkan, ataupun diperdebatkan. Kenapa demikian?

Pemuda merupakan aset bangsa yang tidak ternilai harganya. Karena bagaimanapun juga, pemuda sebagai penerus tongkat estafet dari pembangunan negeri ini. Bahkan pada jaman perjuangan, pemuda merupakan pejuang yang ditempatkan pada frontline (garis terdepan) untuk menghadapi desingan misil. Mereka rela berkorban untuk kemerdekaan negeri ini, meski hanya berbekal sebuah bambu runcing, namun semangatnya ternyata mampu untuk mengusir penjajah.

Suatu gambaran yang heroik kala itu, namun sayangnya kita saat ini tidak dapat melihat secara langsung apa yang terjadi kala itu. Jika pun mengalami, mungkin kita kalah nyali dengan mereka. Mereka bahkan rela untuk menjadi 'tameng' hidup bagi para pemimpin.

Perjuangan mereka hanya untuk satu tujuan, mengusir penjajah dari negeri ini dan dapat hidup damai, tenang, tanpa ada kekisruhan lagi.

Tapi sekarang, saat penjajah dengan dentuman meriam dan misil sudah tidak ada lagi. Bukan berarti penjajahan di Indonesia tidak ada. Tapi makin banyak. Dan pemuda harus membuktikan diri untuk berada di garis terdepan. Bukan dengan demonstrasi ataupun berpesta pora ke diskotik atau cafe-cafe. Lebih dari itu, mereka dituntut untuk lebih meningkatkan kecerdasan otak, untuk meningkatkan ekonomi bangsa. Sehingga kita tidak lagi dijajah dengan ekonomi bangsa barat. Agar kita tidak lagi 'dicekoki' budaya barat, sementara budaya sendiri tidak terurus. Bahkan nyaris diambil oleh bangsa lain.

Seharusnya pemuda lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan peluang kerja, sehingga dapan menampung menjadi lapangan kerja. Bukan malah setelah lulus perguruan tinggi, larinya ke PNS, politikus atau apalah. Seharusnya perguruan tinggi sudah harus merubah paradigma dari mahasiswa pencari kerja menjadi mahasiswa enterpreneur, menjadi mahasiswa yang memiliki ide cemerlang untuk menciptakan lapangan kerja. Ataupun misalnya tidak bisa, setidaknya bisa menempati posisi yang saat ini masih ditempati orang asing dalam sebuah perusahaan.

Kenapa mereka lebih suka dan percaya pada bule imporan, daripada 'bule' dalam negeri? Jawabnya mereka konsis terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya. Mereka juga memiliki komitmen yang tinggi, selain itu otaknya sudah encer. Sehingga mereka benar-benar enjoy dengan pekerjaannya.

Sementara kualitas dari dalam negeri? payah, meski tidak seluruhnya. Doyan uang, sehingga dikit-dikit 'main' belakang. Bahkan untuk meraih sesuatu pun mereka sudah siap dengan senjata 'uang' yang nilanya mencapai puluhan juta rupiah. Hal ini terjadi karena ditunjang dengan oknum yang sebelumnya telah menempati posisi tersebut.

Jadi jangan heran, jika bangsa ini masih menjadi 'jajahan' bangsa asing. Sedangkan pemuda hanya doyan demo yang mengakibatkan kerugian pada orang lain. Seharusnya demonya mereka dengan demo penemuan sebuah teknologi, seperti komputer, HP, laptop dan sejenisnya. Bukan malah koar-koar di tengah jalan.

Sekarang ini, bukan lagi Sumpah Pemuda namanya, tapi Pemudanya Yang Disumpah!

Tidak ada komentar: