BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini

BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini
PMC Cell - Master Pulsa Electric

Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah

Senin, 26 Oktober 2009

Sejarah Negeriku


Sejarah .....

Dunia mengakuinya!!!

Mulai ekonomi, politik, sosial, budaya

Kau tulis hitam di atas putih

Hingga orang mengerti kehidupan dulu dan kini

Tapi ......

Sejarah tak selamanya enak dibaca

Karena sekarang

Sejarah dapat dirubah

Sesuka sang penguasa

Dijadikan alat

Untuk mempertahankan posisi

Saat aku melihat fenomena wajah negeriku kini, aku mulai teringat saat aku mempelajari Sejarah Nasional Indonesia (SNI) di bangku sekolah dasar. Saat itu, yang tercermin rasa nasionalisme, berjuang mengusir penjajah, maut siap menghadang di depan mata. Intinya, berjuang untuk kemerdekaan negeri, tempat aku dilahirkan dan dibesarkan.

Seiring dengan perjalanan negeriku, aku mulai berfikir, di manakah sejarah negeriku kini? Yang hitam bisa jadi putih, yang putih bisa dibalik hitam. Dan, ternyata sekarang jelas, penjajah negeriku tiada lain negeriku sendiri. Setelah sekian lama dijajah Jepang dan Belanda serta Inggris, cerita kakekku, kini tiba saatnya menjajah negeri sendiri.

Bahkan, guru sejarah pun dibuat bingung, apalagi muridnya. Sejarah kian tak jelas, buram dan beberapa orang hanya bisa meraba-raba sejarah. Bahkan, rasa nasionalisme pun mulai pudar. Anak-anak yang berseragam merah-putih pun sudah disuguhi tayangan-tayangan televisi yang menjauhkan diri dari nasionalime.

Saat kubuka lembaran-lembaran buku sejarah, ternyata kata orang, itu sudah usang. Layaknya perubahan cerita sejarah, dari Orde Lama ke Orde Baru, yang terlihat Orde Lama hanya jeleknya saja. Demikian pula saat era Reformasi berkumandang, Orde Baru yang dulu diagung-agungkan dengan berbagai keberhasilan membangun sebuah negeri, ibarat pesawat jatuh, langsung nyungsep menjadi bahan cemoohan, hinaan atau hujatan.

Akibatnya, negeriku hanya dijadikan bahan guyonan negara adi kuasa yang memiliki power dan dijadikan alat untuk memperkuat barisan negara-negara besar. Yang lebih menyedihkan lagi akibat hilangnya rasa nasionalisme, negeriku kini menjadi jajahan lagi. Penjajahan secara halus, penjajahan ekonomi dan moral.

Secara ekonomi, negeriku kaya akan hasil bumi. Namun, negara adidaya seperti USA dan Negeri Sakura, Jepang yang mengolahnya. Selain itu, lebih parah lagi, kita lebih suka produk luar dari pada produk dalam negeri. Hal ini menunjukkan, kita belum 'pede' kalau tidak memakai produk luar negeri. Konsumtif sengaja diciptakan oleh produsen. Akibatnya, cinta produk Indonesia hanya sebatas slogan semata.

Bahkan, tidak hanya penjajahan dibidang ekonomi saja, moral pun diserang. Lihat kembali ulah blo'on Shin Chan, salah satu contohnya. Lalu tayangan film barat yang sedikit banyak telah masuk ke sel-sel sendi culture negeriku. Kalau tidak ada keinginan dari seluruh elemen masyarakat, tentu tidak akan berhasil membendung gelombang penghancur moral, pemusnah budaya ketimuran negeri.

Lihat cara putri pertiwi bersolek kini, cara berjalan saat sekarang dan bagaimana pergaulannya. Bebas, itu mungkin ungkapan yang pas. Walau tidak semuanya. Ia mulai berdandan ala You can see atau pakai rok tinggi di atas lutut tanpa risih. Seakan pemandangan seperti itu sudah 'wajib' hukumnya untuk dilakukan.

Ironis memang, mengenal budaya sendiri ogah-ogahan. Tapi mengadopsi budaya luar untuk merusak budaya sendiri secara terang-terangan, tanpa rasa sungkan. Rasa malu yang ditanamkan oleh orang tuanya, seakan kikis oleh rasa ingin tahu. Rasa dosa yang dilarang agama, seakan sirna oleh rasa ingin mencoba.

Sejarah, ternyata mampu merubah segalanya dalam sekejap. Bahkan, membutakan mata dari peristiwa silam. Kini yang perlu dipertanyakan, layakkah sejarah negeriku saat ini dipelajari? Sejarah yang mana kita tularkan kepada anak-cucu kita, karena setiap pergantian tahta selalu diiringi perubahan cerita.

Setiap episode selalu berubah, menurut berbagai versi selalu terjadi revisi. Siswa SD pun bingung dengan pelajaran sejarah.

Sehingga sempat hinggap dalam benakku, sejarah yang perlu dipelajari adalah sejarah keluarga. Bukan keluarga siapa-siapa, tapi keluarga negeriku. Kalau tidak bisa, ya keluarga orang tua, kakek-nenek, hingga mbah buyut kita sendiri. Karena aku terinspirasi suatu kata bijak menyatakan, dunia tanpa kenangan takkan ada kemajuan. Sehingga generasi keluarga kita tidak musnah.

Sejarah, sejarah, semoga kau tak ternoda oleh perusak bangsa. Semoga kau tidak jadi alat penguasa, tapi jadilah dirimu sendiri sejarah. Lalu, mana sejarah yang benar? ***

Tidak ada komentar: