BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini

BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini
PMC Cell - Master Pulsa Electric

Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah

Minggu, 22 November 2009

Membongkar Kejahatan AS (2)

Upaya Merusak Kesehatan Manusia

Upaya Amerika merusak kesehatan manusia, bukan cuma melalui virus flu burung. Tapi bisa juga flu babi yang sempat menggegerkan dunia beberapa waktu lalu. Yang sangat aneh, seperti yang terjadi di Indonesia. Flu babi cuma menyerang sejumlah santri di Pondok Pesantren besar. JERRY D Gray, muallaf warga AS yang kini proses kewarganegaraan RI ini dalam seminar di Naturaid Agrobisnis Centre, Jombang mengungkapkan penyebaran virus bisa melalui berbagai cara, termasuk terakhir ini melalui pesawat udara khusus. “Kebiadapan” AS dalam upaya penyebaran kuman-kuman penyakit kepada manusia, dibeberkan sebagai berikut :


SEBELUM Amerika Serikat terbentuk menjadi sebuah Negara, kekuatan yang mengatur dan mengendalikan tanah yang baru tersebut adalah terorisme, pemusnahan massal, dan perang biologi melalui penyebaran kuman-kuman dan penyakit-penyakit terhadap penduduk aslinya. Salah satu penyerangan yang tercatat dalam sejarah adalah yang dilakukan oleh Jenderal Jeffrey Amherst.

Beberapa data yang tertuang dalam the Atlas of the North American Indian, dan the Conspiracy of Pontiac and the Indian War after the Conquest of Canada, menunjukkan bahwa pahlawan militer yang terkenal ini, telah “menyetujui” pendistribusian selimut dan sapu tangan yang telah terkontaminasi bibit cacar untuk digunakan sebagai alat perang wabah penyakit terhadap Indian Amerika. Bahkan, ada bukti tertulis berupa surat yang ditulis sendiri oleh Jeffrey Amherst.

Dalam suratnya kepada Kolonel Henry Bouquet, Komandan Angkatan Bersenjata Inggris, Jenderal Amherst bertanya, “Tidak bisakah diatur suatu cara bagi pengiriman bibit campak kepada suku-suku Indian yang tidak menyenangkan itu ? Dalam hal ini kita harus menggunakan strategi untuk dapat mengurangi jumlah mereka.” Bouquet menjawab, “Saya akan mencoba untuk menularkan penyakit tersebut kepada mereka melalui selimut-selimut yang akan jatuh ke tangan mereka, dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak ikut tertular.”

Sangat jelas terdokumentasikan dalam catatan milik William Trent, tertanggal 24 Mei 1763, seorang komandan militer lokal dari Pittsburgh. “Kami memberi mereka dua selimut dan sebuah sapu tangan yang kami ambil dari Small Pox Hospital. Saya harap itu akan menimbulkan dampak yang diharapkan.” Epidemi cacar secara cepat tersebar di antara lelaki, wanita, dan anak-anak suku Pontiac.

Jenderal Amherst sangat terkesan atas hasil yang sangat efektif pada perang kuman tersebut. Sehingga dalam suratnya kepada Kolonel Henry Bouquet tertanggal 16 Juli 1763, dia mengesahkan perang biologi sebagai kebijakan resmi Amerika dan memerintahkan penyebaran selimut-selimut yang terinfeksi campak untuk “memusnahkan para Indian” dan menyarankan agar Bouquet “mencoba metode-metode lain yang dapat memusnahkan ras yang buruk ini.” Dalam suratnya tertanggal 26 Juli 1763, Bouquet menjawab surat Amherst dan mengonfirmasi bahwa “seluruh petunjuk anda akan kami perhatikan.”

Seratus tahun kemudian, secara berkala, penggunaan kuman sebagai senjata dalam peperangan telah menjadi kebijakan AS. Secara berkala, sepanjang abad ke-19, angkatan bersenjata AS menyebarkan selimut-selimut dan benda-benda lain yang telah terkontaminasi bibit penyakit kepada suku asli Amerika, termasuk mereka yang telah ditahan di kamp-kamp konsentrasi (Pemerintah secara resmi menyebut lokasi ini sebagai “wilayah reservasi/reservations”). Tujuan dari serangan biologi ini adalah untuk memusnahkan dan membunuh sebanyak mungkin Indian Amerika, jika tidak menghancurkan mereka semua.

Agen penyebar penyakit yang digunakan tercatat dalam sejara bukan hanya cacar. Saat ini, merekapun menggunakan Variola, yang dapat disimpan dalam kondisi kering, juga kolera dan cacar. Metode penyebaran yang mereka pilih masih melalui penyebaran selimut-selimut dan alat-alat lain yang didistribusikan kepada para Indian.

Di tahun 1900, angkatan bersenjata Amerika Serikat mulai bereksperimen dengan berbagai senjata biologi, sebagian diantaranya digunakan pada tahanan perang baik warga Amerika maupun asing. Para korban termasuk lima orang tahanan warga Filipina yang tercemar berbagai macam jenis penyakit, dan 29 tahanan yang secara sengaja ditularkan penyakit beri-beri.

Di tahun 1915, agen-agen pemerintah mulai melakukan percobaan dengan racun-racun yang dapat menyerang dan menghancurkan otak dan system syaraf pusat. Dua belas orang Amerika yang di tahan di penjara Mississippi tercemar pellagra (kekurangan Vitamin B3 atau niacin).

Pengembangan atau percobaan-percobaan yang intensif atas senjata kimia dan biologi, telah dilakukan secara rutin di Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.

Dikatakan bahwa sejarah perang biologi dimulai oleh Fritz Haber, seorang ahli kimia terkenal, yang telah mengembangkan gas-gas beracun untuk Jerman selama Perang Dunia Pertama. Sebelumnya, Haber sudah dikenal karena keberhasilannya menemukan proses penyulingan nitrat yang dapat digunakan untuk membuat bahan peledak ataupun pupuk. Selama Perang Dunia Pertama, ia mendedikasikan dirinya bagi pengembangan gas beracun yang dapat dengan mudah membunuh manusia yang bersembunyi di lubang-lubang persembunyian. Gas-gas beracun sudah sangat banyak jumlahnya. Apa yang diusahakan oleh Haver adalah suatu racun yang dapat disebarkan sacara sempurna dalam medan peperangan. Haber melakukan pekerjaannya di Institut Berlin, dan mulai melakukan penyulingan gas khlor, yang tak berapa lama kemudian dilakukan percobaan dalam suatu medan perang.

Pada tahun 1919 dia dianugerahi penghargaan Nobel dalam bidang kimia. Namun demikian, ada bukti sejarah yang menyatakan bahwa Perang Kimia sebenarnya dimulai di Amerika Serikat. Pada tahun 1862, Edwin Stanton, Menteri Peperangan masa Presiden Lincoln, menerima sebuah proposal mengenai Perang Kimia dari Mr. John Doughty dari New York, yang didalamnya digambarkan pula suatu bentuk senjata pengebom. Mr. Doughty menulis , “Diatas ini adalah sebuah proyektil yang telah saya rancang untuk menyerang musuh. Sangat mengerikan apa yang dapat dilakukannya terhadap alat pernafasan, bahkan dalam jumlah yang sangat sedikit saja dapat menimbulkan batuk yang tak terkendali dan tak terhenti. Sebuah proyektil memuat dua atau tiga quart (1 quart = 0.9463 liter) cairan khlor berisi berkubik-kubik gas.

Dia terus menjelaskan panjang lebar menggambarkan potensi dari bom kimianya terhadap kapal-kapal, kota-kota, manusia ditempat persembunyian. “Atas pertanyaan moral yang timbul, saya menemukan jawaban yang agak paradoks, bahwa penggunaannya dapat mengurangi rasa kesukaan atas suatu peperangan dan mengarahkan konflik ke dalam penyelesaian yang lebih tuntas dan berkepastian.” [bersambung]

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Jual bongkahan batu bacan asli dari ternate,barang udah tembus cahaya dan keras dan padat semua tidak ada yang luntur ,mudah di bentuk ,kami menjual bacan doko super kristal dan palamea

Bongkahan Batu Bacan Asli Ternate

Doko
Super Keristal
Palamea

1 Ons Rp 500 Ribu
5 Ons Rp 1 Juta 350 Ribu
1 Kg Rp 2 Juta 500 Ribu

Melayani Pembelian Per Kilo Dan Per Ons Untuk Bongkahan
Kita Juga Melayani Pembelian Luar Daerah Dan Luar Kota
Bagi Pecinta Bacan Yang Minat Silahkan Langsung

INBOX PIN BB :57A30EA0
MELAYANI PEGIRIMAN LUAR DAERAH
VIA PEGIRIMAN TIKI / JNE

yanmaneee mengatakan...

nike shox
off white nike
converse
supreme
nike air max
fila
golden goose
supreme
kobe 9
coach outlet