BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini

BROSUR PMC Cell - Klik Gambar di Bawah Ini
PMC Cell - Master Pulsa Electric

Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah

Senin, 14 Desember 2009

Membongkar Kejahatan AS Dalam Bidang Kesehatan (3)

Dunia Dibohongi Terus-Menerus


Dalam upaya mewujudkan tatanan dunia baru, AS tak segan-segan memusnahkan manusia, tak kecuali penduduknya sendiri. Mengapa ? JERRY D Gray, wartawan, peneliti, penulis buku dan mantan Angkatan Udara AS ini membeberkan dalam sebuah seminar di Naturaid Agrobisnis Centre Jombang, agar kita semua berhati-hati. Berikut ini lanjutan tulisannya :


Banyak korban eksperimen- eksperimen awal senjata biologi di Amerika adalah orang-orang Amerika sendiri (laboratorium kelinci percobaan putih). Korban-korban dari program biologi ini termasuk juga ribuan tentara Amerika yang terkontaminasi lewisite, phosgene, dan bom khlor. Uji coba-uji coba ini berhasil dengan baik dan menimbulkan banyak tentara sakit atau tewas. Sebagai dampak langsung dari hal ini, Angkatan Bersenjata Amerika Serikat dan Inggris antara tahun 1916 dan 1918 telah menggunakan 125.000 ton phosgene, mustard gas, dan khlor dalam proyektil yang digunakan untuk melawan tentara Jerman dan menimbulkan kurang lebih 400.000 tewas.


Inggris dan Amerika Serikat sangat senang menggunakan phosgene, yang memiliki konsentrat yang mematikan 1/8 dari jumlah gas khlor dapat menimbulkan kematian yang hebat. Pertama-tama seorang tentara yang menghirupnya akan batuk beberapa kali, dan kemudian terus tanpa henti. Setelah lebih dari 48 jam, paru-parunya akan mulai pecah dan ia akan menghirup darah dan cairan-cairan tubuhnya sendiri.


Pada Juni 1916, dalam Perang Somme, kekuatan sekutu menggunakan kombinasi gas phosgene dan khlor sepanjang 17 mil (27,3 km) didepan, yang kemudian menyebar sepanjang 12 mil (19,3 km) di belakang garis pertahanan Jerman membunuh semua orang dan semua hal.


Hal yang disukai lainnya adalah gas mustard. Mulanya, gas mustard, akan menimbulkan iritasi kecil pada mata dan tenggorokan korban, yang kemudian bertambah parah disertai rasa sakit yang dahsyat. Gas mustard adalah agen panas yang melepuhkan, dan menimbulkan pendarahan dan luka-luka dikulit juga paru-paru dan mata. Korban akan menjadi buta, dan potongan-potongan besar kulitnya akan berjatuhan.


Sepanjang tahun 1920-an dan 1930-an, Angkatan Bersenjata Amerika Serikat menggunakan gas mustard terhadap laki-laki, perempuan, dan anak-anak di Filipina dan Puerto Rico yang menentang pendudukan Amerika Serikat. Hal ini terbukti merupakan cara yang sangat efektif untuk mengendalikan massa. Semprot para demonstran dengan gas mustard , bunuh mereka semua. Hari berikutnya sudah tidak ada seorangpun yang menentang. Apakah pikiran saya yang sesat, atau hal ini merupakan suatu kasus hak asasi manusia ?


Sejak tahun 1738 hingga 1930-an Amerika Serikat telah menyemprotkan gas dan menyebarkan hampir kepada siapa saja yang mereka tidak sukai, atau yang mereka anggap penting bagi pengembangan program persenjataan biologi dan kimia atas nama ilmu dan agresi. Dunia telah dibohongi terus menerus oleh Amerika Serikat dan sekutunya. “Mengapa anda masih memercayai mereka hingga hari ini?” Tanya Jerry D Gray.


Protokol 1925 (lelucon) disusun untuk melarang penggunaan gas pencekik, beracun, atau lainnya, dan metode-metode perang menggunakan bakteriologi dimaksudkan untuk melindungi kita dari senjata pemusnah massal ini. Tapi kita semua salah…


Pada tahun 1925 pada Konferensi Jenewa bagi Pengawasan Lalu Lintas International atas Senjata (Supervision of the International Traffic in Arms), seperti biasa Amerika Serikat mengambil inisiatif untuk melarang ekspor gas-gas bagi penggunaan dalam peperangan. Atas saran Prancis, diputuskan agar disusun suatu protokol dalam hal dilarangnya penggunaan gas-gas beracun. Dan atas saran Polandia, pelarangan diperluas hingga penggunaan senjata biologi. Ditandatangani pada 17 Juni 1925, Protokol Jenewa menyatakan pelarangan yang sebelumnya tertuang dalam pakta Versailles dan Washington, dan menambah pelarangan dalam hal perang biologi.


Di tahun 1931, Dr. Cornelius Rhoads, seorang agen pemerintah yang dikontrak oleh Rockefeller Institute for Medical Investigation, mulai menginfeksi laki-laki, perempuan, dan anak-anak dengan sel-sel kanker. Berikutnya, sebagai Ketua Divisi Senjata Biologi Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, dan juga sebagai anggota Komisi Energi Atom, Rhoads menjalankan percobaan radiasi rahasia yang dilakukan terhadap ribuan warga AS yang tidak dicurigai.


Dalam surat-suratnya untuk Departemen Pertahanan, Rhoads secara gamblang menyebutkan “pembasmian” para pemberontak dengan menggunakan “Bom Kuman”. Pada saat ditanya mengenai penduduk Puerto Rico, Dr. Rhoads menulis, “Yang dibutuhkan kepulauan itu bukanlah pekerjaan bagi kesehatan umum, tetapi sebuah ombak pasang,yang dapat menghabiskan seluruh populasi”.


Dr. Rhoads lebih lanjut mengatakan, “Orang-orang Puerto Rico adalah ras manusia yang paling jorok, paling malas, dan paling berbahaya dan ras pencuri yang pernah hidup dibumi ini. Saya telah melakukan yang terbaik yang saya mampu untuk melakukan proses pemusnahan, dengan melakukan pembunuhan terhadap 8 dan mentransplantasi kanker ke beberapa lagi….Semua ahli kesehatan menerimanya dengan senang hati dalam penyiksaan atas korban yang tak berdaya.” Dr. Rhoads mengklaim telah menginjeksi ratusan orang Puerto Rico dengan sel kanker.


Dr. Rhoads berasosiasi dengan the Rockefeller Institute, sebuah institusi yang dikenal telah memberikan ijinnya untuk melakukan pembunuhan massal terhadap ras-ras non kulit putih, dengan secara sengaja dan sadistis menginjeksi kuman-kuman mematikan. Dia bukan satu-satunya dokter yang berada dalam daftar gaji Rockefeller yang dipertanyakan tujuan dan niatnya.


Pada 1931, Pemerintah Amerika Serikat mulai melakukan eksperimen dengan Siphilis. Korban pertama yang dikenal adalah seorang kulit hitam yang tinggal di Tuskegee, Alabama. Di tahun 1932, dokter-dokter pada Pelayanan Kesehatan Umum tidak melakukan pengobatan terhadap pasien yang terinfeksi dalam rangka mempelajari perkembangan penyakit tersebut pada subjek hidup. Para pasien tidak mengetahui bahwa mereka dijadikan eksperimen pada studi yang diakui secara resmi oleh pemerintah itu. Mereka pikir mereka mendapatkan pengobatan untuk penyakitnya. Padahal, mereka diberi obat-obatan palsu (misalnya gula, baking powder, dsb)

Sepuluh tahun berikutnya, ribuan warga Amerika terekspos berbagai macam agen biologi dan kimia. Ini termasuk 400 tahanan di penjara Chicago pada tahun 1942. mereka semua terinfeksi malaria dalam rangka memperoleh “profil dari penyakit tersebut”.


Pemerintah Amerika Serikat juga memberikan ijin bagi Komisi Energi Amerika untuk secara rahasia menginjeksi pasien-pasien rumah sakit dengan Plutonium agar mendapatkan “profil” efek jangka panjang. Sebagian besar individu ini menjadi sakit parah dan kemudian meninggal. [Bersambung]

2 komentar:

Anonim mengatakan...

terima kasih y kak.semoga ALLAH selalu melindungi kita dari lucifer yg terkutuk.amin.kak, artikelnya sangat bermanfaat, sya ijin copas, boleh g?

chaton_mochammad mengatakan...

ok silahkan di copas... semoga bermanfaat!