Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, atas pertolongan dialah saya bisa seperti ini. Hanya padamulah saya bursujud. Dunia hanya sementara akhiratlah yang kekal abadi selama-lamanya. Saya sadar akan itu semua, setelah mati pasti ada kehidupan. Dari situlah amal dan perbuatan kita akan di pertanggung jawabkan. Dunia semakin kejam, hanya siksaanmulah yang lebih kejam. Dunia penting, akhiratlah yang lebih penting. Kedua-duanya harus seimbang. Marilah kita bisa sedikit belajar dari novel Hikayat Kadiroen karya Semaoen. Semoga Allah menganpuni semua dosa Mbah Semaoen selama hidup di dunia dan menerima amal perbuatan yang telah dilakukan selama hidupnya (From Mojokerto-Jombang).
Ucapan yang kedua saya sampaikan kepada Bang Santoso, yang bersedia memberikan konsep dan dorongannya. Sehingga saya bisa mengoreksi diri akan kebodohan dan kekurangan saya. Belajar dan semangat adalah pesan yang disampaikannya, itu saya buat sebagai poin dalam pembelajaran saya. Trim Bang ya..
Ucapan yang ketiga kalinya saya sampaikan kepada Drs. Sunu Wasono. M.Hum, atas dukungan dan sedikit ilmu dari beliaulah saya bisa menulis novel, puisi, cerpen, dan esay. Walaupun dalam penulisan saya masih banyak banget yang keliru, tapi ini saya jadikan sebagai alat untuk pembelajaran dan sebagai jalan untuk mencapai cita-cita saya. Semangat dan bangkit adalah motto yang saya pakai.
Saya sadar kalau otak saya lemot dan bodoh, tlaten adalah sebagai celah dalam sebuah penulisan. Dengan jalan itulah semua akan terkonsep. Hal ini tidak luput dari motivasi yang Pak Sunu berikan kepada saya. Memang saya produk STKIP Jombang dan otak-otak anak STKIP, mungkin kalian bisa mengamati sendiri. Inilah kenyataan, sangat berbeda jauh apabila dihubungkan dengan kawan-kawan Universitas Indonesia yang bergelimpangan dengan fasilitas, begitu juga produk dosen-dosen situ! saya tidak bisa membayangkan atas itu semua. Jelas dan yakin banyak kawan-kawan yang akan berhasil setelah lulus dari situ.
Saya sempat iri akan itu semua, apalah guna. Semua itu tidak ada artinya sama sekali. Berusaha menurut kemampuan adalah jalan untuk kujadikan pintu. Sabar dan syukur yang harus saya tanamkan dalam hati. Memang kenyataanlah yang membuat itu semua.
Inlah diri, yang hanyut dalam diri, merana sendiri, meronta dalam hati. Suatu hal yang mustahil kalau otak saya disamakan dengan kawan-kawan Universitas Indonesia. Hanya keterbatasan materi, guru, dan fasilitas yang membuat diri seperti ini. Sedih dan tetesan air mata yang saya alami pada saat penulisa ini. Memang inilah aku, kenyataan diriku.
Pak Sunu maafkan saya ya…! tidak bisa membalas apa-apa, saya hanya berdoa kepada Allah semoga atas jasa dan kebaikan Pak Sunu lah bisa dijadikan butiran amal baik kelak diakhirat nanti. Spesial novel ini saya persembahkan buat Pak Sunu, inilah sedikit hasil dari ilmu dan motivasi yang Pak Sunu berikan kepada saya. Suatu hal yang tidak akan terkonsep menjadi sebuah karya sastra kalau tidak didukung oleh Pak Sunu.
Saya tau Pak Sunu orang lain, tapi atas saran dan motivasi yang anda berikan, saya beranggapan seperti bapakku sendiri. Tetesan air mata keluar yang kedua kalinya. Maaf…maaf…perasaanku sedih karena tidak bisa membalas atas kebaikan anda, yang selama ini selalu mengganggu dan merepotkan Pak Sunu….saya haus akan sebuah ilmu, saya tidak mau menjadi orang bodoh, yang gampang unuk dibodohi. Walaupun novel ini tidak bermutu dan tidak berkualitas, atau hanya sebagai sampah yang masuk ke emailnya Pak Sunu, kemampuan saya hanya sebatas ini Pak, sehingga menjadi hal yang wajar kalau tulisan saya amburadul(latihan) seperti ini. Saya berharap Pak Sunu mau membaca dan mengkritisi novel ini, baik dari segi tema, diksi, latar, tanda baca atau yang lainnya. Satu hal yang tidak saya inginkan, jangan mengkritisi novel ini karena kita sebagai kawan/lawan, kritisilah murni novel ini. Jangan memandag saya lumayan atau baru pertama kali, kalau jelek bilanglah jelek, kalau baik bilanglah baik, tapi harus disertai dengan argumen yang jelas. Saya tidak mau ada racun masuk yang tidak didasari alasan yang kongkrit.
Saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Pak Yusuf(mungkin sekarang sudah berangkat menjadi dosen tamu di Tokyo), Bu zuriati(Dosen Unand Padang, sekarang S3 di UI), Pak Anung(UGM). Terimakasih atas bukunya, wawasan, dan dukungan yang engkau berikan. Saya tidak akan melupakannya jasa anda semua.
From:
Agus Prastyo/EROR 87
Lorong Bawah Tanah
Jombang, 19 Juni 1986
HP : Masih Troubel, mau difleskan
Status : Mahasiswa STKIP PGRI Jombang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar