Meski eksekusi mati telah dilaksanakan di depan regu tembak terhadap Amrozy, Abdul Aziz alias Imam Samudra, dan Ali Ghufron. Dalam pandangan Islam, seorang Syuhada tidak akan pernah mati. Yang mati hanyalah jasadnya saja, sementara jiwanya tetap hidup. Allahu Akbar... Allahu Akbar.... Allahu Akbar....
INNALILLAHI wa innailaihi roji’un. Minggu, 09 November 2008 jam 00.15 WIB, bertempat di Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah, ketiganya meninggal dunia di hadapan regu tembak dari Brimob. Mereka dieksekusi dengan tuduhan telah melakukan aksi terorisme, yang sengaja dihembuskan negara asing (anti Islam) untuk menghina dan menjelek-jelekkan ummat Islam sebagai teroris.
Padahal, mereka sendiri melakukan aksi terorisme di beberapa negara seperti Afghanistan, Irak, dan lainnya. Lalu kenapa mereka masih bebas berkeliaran hingga saat ini? Mereka yang seharusnya diseret ke pengadilan internasional, karena telah menciptakan kerusakan, menciptakan perang, dan mengadu domba ummat di dunia.
Eksekusi yang dilakukan terhadap kakak-beradik Ali Ghufron – Amrozy dan juga Abdul Aziz atau yang lebih dikenal dengan Imam Samudra, menunjukkan betapa lemahnya ukhuwah di antara ummat Islam. Mengapa demikian? Bagaimana tidak, di Indonesia yang diklaim memiliki ummat Islam terbesar di dunia, ternyata hanya beberapa ’gelintir’ saja jumlahnya. Yang terbanyak justru –mohon ma’af– Islam ’karbitan’. Sehingga nasib ketiganya harus berakhir di depan regu tembak. Karena tidak banyak yang membelanya.
Namun demikian, yakinlah bahwa mereka termasuk pejuang dan pahlawan Islam, karena mereka telah mengorbankan jiwa, raga, dan pikirannya untuk berjuang menegakkan Islam. Mereka berjuang untuk menghapus kemungkaran dan kemaksiatan di muka bumi. Mereka memiliki power (kekuatan) untuk melawan.
Sebagaimana diketahui, motto dalam Islam adalah hidup mulia atau mati syahid. Kemudian juga, rubahlah sesuatu kemungkaran dengan kekuatan jika kita memiliki, jika tidak maka berdo’alah agar mereka kembali ke jalan yang benar. Dan ini merupakan selemah-lemahnya iman. Lain halnya yang dilakukan Amrozy CS, mereka memiliki power dan keberanian, dan mereka pun telah siap menanggung resiko sebagai akibat dari apa yang telah mereka lakukan. Termasuk menghadapi bukan lagi eksekutor –tidak lebih dari Algojo- yang siap dengan moncong senapannya. Mereka tidak gentar sama sekali menghadapinya, karena itulah jalan menuju kehidupan yang abadi.
Keyakinan sosok Amrozy, Imam Samodra, dan Ali Ghufron patut dijadikan tauladan dalam menapaki hidup di dunia. Mereka tidak gentar dengan sesama manusia, selama berada di jalan yang diyakininya akan kebenarannya. Suatu sikap yang harus ditanamkan pada diri kita sejak dini.
Sebagaimana juga pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan yang tidak gentar dan bahkan rela mati untuk kemerdekaan negara. Ketiganya juga demikian. Mereka rela mati demi untuk memperbaiki kondisi moral bangsa yang sedang mengalami kemrosotan moral. Hal itu terbukti, bagaimana remaja yang tanpa malu lagi sedang melakukan adegan pornografi.
Seperti yang penulis temui di salah satu warnet yang ada di Jombang, Jatim Kamis (06 November 2008) jam 18.15 WIB hingga malam. Sepasang remaja berlainan jenis sedang –maaf– bercumbu di salah satu ruang warnet tersebut. Bahkan lebih gila lagi, yang perempuan mengenakan jilbab. Na’udzubillahimindzalik.
Ini membuktikan bahwa kita semua belum masuk ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan -red). Jika demikian, tepatlah kiranya kalau tidak salah sebuah hadits yang menyatakan ”Islam datang dalam keadaan asing, dan suatu saat akan dianggap asing pula. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang dianggap asing”.
Hal itu dapat diartikan, apa yang dilakukan Amrozi CS yang mengenakan sorban, berjenggot panjang, mungkin saat ini dianggap asing. Padahal, dalam Islam telah disebutkan peliharalah jenggotmu, dan perpendeklah kumismu. Karena itu membedakan antara orang muslim dengan yang tidak. Bagi orang diluar Islam, mereka lebih suka memanjangkan kumis. Sementara bagi ummat Islam diajurkan memanjangkan jenggot. Namun sekarang, banyak diantara kita ummat Islam yang turut memanjangkan kumis dan memangkas jenggot. Ini sudah menunjukkan hal itu. Sementara orang yang memanjangkan jenggot dianggap aneh ataupun asing. Ironis bukan?
Bagaimana menurut Saudara?***
3 komentar:
Mohon Maaf, saya gak mengikuti perkembangan terakhir pasca eksekusi Mati mereka. Apakah kini mereka sudah bisa bertemu dengan 72 Bidadari di Surga yang Syahid atau malah dioper ke Neraka dengan 72 HELL ANGELnya ? kalo boleh saya minta LIVE Videonya ya. Kirim Japri ke saya aja. Terima Kasih
adidas tubular
hermes bag
balenciaga shoes
christian louboutin shoes
hermes
air max 95
hermes
air jordan
nfl jerseys
nike air max 2017
yeezy supply
golden goose outlet
moncler jackets
moncler outlet
moncler jackets
supreme hoodie
supreme clothing
goyard
golden goose
yeezy shoes
Posting Komentar