Fenomena pengobatan ala Ponari dengan batu ajaib yang ditemukannya, ternyata mengundang banyak pro-kontra. Namun demikian, beberapa ulama juga membenarkan bahwa Allah SWT itu menciptakan penyakit, dan Allah juga telah memberikan obatnya. Salah satunya, bisa juga, melalui batu yang ditemukan oleh bocah cilik asal Desa Kedungsari, Megaluh, Jombang, Jawa Timur itu.
Mengapa masyarakat banyak dan rela antri di kediaman Ponari? Mereka menyadari bahwa selain mahalnya biaya pengobatan ke rumah sakit, mereka juga berikhtiar untuk mencari obat alternatif. Tapi sayangnya, kenapa si bocah Ponari harus disebut dukun? Jika disebut dukun, tentu orang Islam (muslim) dilarang pergi ke dukun. Nah....!!!! inilah salah kaprah antara dukun dan pengobatan lainnya.
Bisa jadi si Ponari kecil ini memang diciptakan Allah sebagai pelantara untuk menyembuhkan orang sakit, serta memberikan kesempatan bagi rakyat kecil yang sudah dihimpit oleh ekonomi yang tidak menentu. Setidaknya dari kacamata ekonomi, sosok Ponari telah memberikan rejeki pada sebagian orang.
Sayangnya lagi, ternyata masih ada saja orang yang ingin mengail ikan di air yang keruh. Beberapa waktu yang lalu, karcis antrian ada yang menjual Rp 40.000 per lembar. Padahal dari panitia hanya ditetapkan Rp 2.000 saja. Bandingkan dengan keuntungan para 'calo' atau biaya ke rumah sakit.
Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah
Sabtu, 21 Februari 2009
Langganan:
Postingan (Atom)