Ini bukan judul sebuah film laga, atau sinetron yang hanya menggumbar adegan laga dan kekerasan semata. Tapi lebih dari itu, ini masalah nasib, masa depan dan kehiduan anak bangsa yang sedang 'menggilai' dunia teknologi tanpa tahu maksud dan tujuan yang pasti. Yang akhirnya hanya menimbulkan cyber crime. Ya... itulah yang sekarang dirasakan, terutama bagi para ABG yang keranjingan situs jejaringan.
Facebook! Ya itulah yang saat ini sedang menimbulkan masalah. Sejak awal kemunculan hingga kini masalah keberadaan fecebook (FB) itu selalu diperdebatkan, dipertentangkan, dan akhirnya kini membawa petaka bagi yang memakainya.
Pertama, saat muncul pertama kali, setelah itu disusul dengan fatwa haram dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun banyak yang mempertentangkannya. Jika kita perhatikan, maka sebuah fatwa dikeluarkan, tentu ada maksud dan tujuan baik yang ada dalam fatwa tersebut.
Kedua, banyaknya masyarakat yang 'menggilai' facebook yang dengan tujuan yang tidak jelas. Inilah yang akhirnya dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Salah satunya adalah siswi SMA N Jogoroto. Gadis yang baru beranjak dewasa, masih duduk di kelas satu, dan lagi sedang senang-senangnya untuk bergaul dan mencari jati dirinya itu, akhirnya kena batunya. Ia pun 'dilarikan' oleh orang yang awalnya dikenal di facebook. Kenapa saya menyebutnya dilarikan, bukan diculik atau korban trafficking? Soalnya, kalau kita mencermati awal kejadian, kita akan dapat mengetahui, bahwa ia dengan sengaja menemui laki-laki itu dengan diantar orang tuanya. Nah dari sini, apakah ini adalah penculikan?
Terlepas dari bahasa yang digunakan, yang pasti ia kini menjadi korban dari keberadaan situs jejaringan yang namanya facebook. Yang terpenting adalah orang tua juga jangan sampai ketinggalan soal teknologi, pasalnya selain adanya cybercrime yang sewaktu-waktu dapat mencengkeram salah satu dari kita. Dengan orang tua paham akan teknologi alias tidak gaptek, maka dapat mengontrol dan mengetahui apa yang dibicarakan di FB.
Banyak kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan di FB, bahkan banyak juga kata-kata kotor dan atau gambar-gambar yang tidak layak dilihat oleh anak usia sekolah. Tapi hal itu tidak dapat dicegah, karena facebook, semua dapat membaca dan melihatnya. Berbeda dengan email, hanya pemilik email saja yang bisa membacanya. Soalnya ada password yang harus dimasukkan untuk membukanya.
Kini, hanya dari keluarga sendiri yang harus lebih ekstra hati-hati dalam mengawasi putra-putrinya saat menggunakan fasilitas yang dinamakan internet, khususnya FB. Karena hanya dari keluarga yang mengetahui apa aktifitas anak-anaknya. Jangan sampai ada korban-korban lain yang berjatuhan.
Tidak hanya siswa SMA yang jadi korban. Artis semacam Ruben pun juga menjadi sasaran tangan jahil. Dalam wawancara di televisi, ia mengaku tidak memiliki alamat di facebook. Tapi menurut informasi yang ia dapat dari teman-temannya, ternyata benar banyak yang menggunakan namanya.
Dan benar, saat saya mencoba untuk membuktikannya, ternyata benar. Nama Ruben Onsu pun nongol plus potonya. Berarti benar, bahwa setiap orang bisa menggunakan nama orang lain untuk menjadi ID-nya. Tidak harus dengan ID dirinya sendiri. Inilah yang menjadikan angka di dunia maya semakin meningkat.
Kini saatnya kita berhati-hati! Meminjam kata-kata Bang Napi yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi swasta, "Ingat-ingat kejahatan timbul bukan karena adanya niat dari pelakunya, tapi juga adanya kesempatan. Waspadalah....!!! Waspadalah....!!!!"
Menggapai Kemuliaan Muslimah dengan Bimbingan Salaful Ummah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
off white nike
zx flux
supreme
ferragamo belts
nike air max 270
cheap jordans
jordan sneakers
mbt shoes
supreme clothing
vans
Posting Komentar